dc.description.abstract | Penelitian ini membahas tentang konstruksi nilai-nilai pendidikan Islam
multikultural pada komunitas pengungsi Syiah Sampang di Jemundo Sidoarjo.
Komunitas ini unik dan menarik setidaknya atas dua hal. Pertama, karena
komunitas ini adalah komunitas Madura yang dikenal adat istiadatnya kental
dengan pengaruh keislaman. Kedua, karena komunitas ini memiliki penafsiran
keagamaan yang berbeda dengan kebanyakan suku Madura lainnya. Selain itu
Syiah Sampang juga mempunyai penafsiran keagamaan yang berbeda dengan
Syiah kebanyakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengintrepretasikan tentang: 1. Proses
adaptasi nilai-nilai pendidikan Islam multikultural dalam keseharian pengungsi
Syiah Sampang. 2. Proses penanaman nilai-nilai pendidikan Islam multikultural di
komunitas Syiah Sampang. 3. Nilai-nilai yang digunakan untuk mempersepsikan
eksistensi diri dalam pergaulan keseharian di tengah masyarakat multikultural. 4.
Model pendidikan Islam multikultural komunitas pengungsi Syiah Sampang di
Jemundo Sidoarjo.
Penelitian ini adalah penelitian fenomenologi dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan empat
strategi, yakni observasi (observation), wawancara mendalam (indepth
interview), dokumentasi (audio visual) dan wawancara tak terstruktur dan
dokumentasi. Selanjutnya teknik analisis data menggunakan teknik analisis data
Miles, Huberman dan Saldana.
Temuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada sembilan nilai
pendidikan Islam multikultural yang tumbuh dan hidup dalam komunitas
pengungsi Syiah Sampang yaitu: 1. Nilai toleransi. 2. Nilai Ta’aruf. 3. Nilai
Persaudaraan. 4. Nilai Keterbukaan. 5. Nilai Moderat. 6. Nilai Keberpihakan dan
Keadilan. 7. Nilai Kezuhudan. 8. Nilai Keteguhan dan Ketegasan. 9. Nilai
Solidaritas. Sedangkan proses penanaman nilai-nilai pendidikan Islam
multikultural dilakukan dalam tiga jenis pendidikan. Mulai dari pendidikan
formal, pendidikan nonformal dan informal. Persepsi identitas diri komunitas
pengungsi Syiah Sampang dilakukan dengan tiga macam nilai. Yakni nilai dari
ajaran wilayatul faqih yang bertemu dengan nilai ajaran tradisi buppa’ bhabu’
ghuru rato, nilai ajaran taqiyah dan mahdiisme. Sedangkan tiga model pendidikan Islam multikultura dalam komunitas ini. Yaitu pendidikan yang digunakan untuk
upaya mengenali diri, pendidikan yang digunakan untuk upaya pertahanan diri
dan pendidikan inklusif-eksklusif. | en_US |