dc.description.abstract | Pondok Pesantren Al Ishlah dan Pondok Pesantren Al Hasani Al Latifi merupakan pesantren yang memiliki basis multikultural serta nilai pesantren yang mampu membentuk sikap multikultural bagi para santri. Membangun sikap multikultural dengan berangkat dari nilai yang dimiliki pesantren menjadikan kuatnya pemahaman, kesadaran, sampai karakter santri mengenai indikator sikap multikultural. Fokus penelitian ini adalah, bagaimana membangun pemahaman sikap multikultural melalui sistem komunikasi nilai-nilai pesantren, bagaimana membangun kesadaran sikap multikultural melalui sistem komunikasi nilai-nilai pesantren, bagaimana membangun tindakan sikap multikultural melalui sistem komunikasi nilai-nilai pesantren. Tujuan penelitian ini adalah ingin mendiskripsikan, menganalisis dan memberikan interpretasi mengenai bangunan sikap multikultural melalui sistem komunikasi nilai-nilai pesantren.
Penelitian ini adalah kualitatif dan jenis penelitiannya multikasus. Teknik pengumpulan data dengan jalan, wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Teknik analisa data dilakukan dengan dua jalan, pertama analisis data satu kasus dengan cara kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sementara analisa antar kasus dengan jalan menyandingkan temuan-temuan penelitian untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan keilmuan yang berbeda.
Hasil penelitian ini yaitu 1) Membangun pemahaman sikap multikultural melalui sistem komunikasi nilai-nilai pesantren ketika ditopang nilai atau pondasi yang berasal dari lingkungan pesantren akan menguatkan pemahaman santri. Pemahaman sikap multikultural tidak semata memberikan tawaran indikator dari luar pesantren semata namun juga berasal dari dalam pesantren dengan semboyan maupun visi misi. Dialektika indikator dan nilai multikultural dalam pesantren menjadikan pemahaman santri, warga pesantren, dan masyarakat yang tinggal dekat pesantren menjadi kuat. 2) Membangun kesadaran sikap multikultural melalui sistem komunikasi nilai-nilai pesantren membutuhkan pembiasaan dan keteladanan. Kesadaran menyangkut kepekaan emosi santri dan pondasi yang diberikan pada wilayah kepekaan emosi yang mengarah kepada kesadaran berbeda tahapannya dengan pemahaman. Pengasuh dan ustadz melakukan pembiasaan sikap multikultural dalam keseharian dengan maksud berusaha menguatkan emosi santri. Membangun kesadaran sikap multikultural dengan pembiasaan dan keteladanan menjadikan kepekaan emosi santri terkait sikap multikultural menjadi bagus. 3) Membangun tindakan sikap multikultural melalui sistem komunikasi nilai-nilai pesantren membutuhkan keteladanan, pembiasaan, dan kerjasama dengan masyarakat. Dengan keteladanan yang diberikan oleh pengasuh dan ustadz, santri mendapatkan gambaran langsung bagaimana sikap multikultural diterapkan dalam keseharian. Santri melalui pembiasaan yang berkelanjutan didorong untuk mengingat bahwa perilaku berbasis indikator sikap multikultural penting diterapkan dalam keseharian di pesantren. Kerjasama dengan masyarakat sekitar pesantren mendukung penguatan Tindakan sikap multikultural sekaligus memberikan pengalaman bermasyarakat bagi santri.
Kata Kunci: Sikap Multikultural, Sistem Komunikasi, Nilai-Nilai Pesantren. | en_US |