dc.description.abstract | Penelitian ini, bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan yaitu: Bagaimana proses serta kontruksi budaya panganten dalam
masyarakat Bawean Telukjatidawang Tambak? Bagaimana tipologi masyarakat
Bawean Telukjatidawang dalam mengkonstruk budaya panganten? Bagaimana
Dialektika nilai-nilai Pendidikan Islam Multikultural dalam konstruksi budaya
panganten masyarakat Bawean Desa Telukjatidawang?
Upaya mendapatkan Jawaban alamiah dari pertanyaan penelitian, maka
digunakan metode penelitian jenis kualitatif dengan pendekatan Etnografi, tehnik
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan
dan dokumentasi serta penentuan sumber data melalui purposive sampling dan
snowball sampling, sedangkan analisis data menggunakan analisis data model
Miles-Huberman, etnografi Model S. pradley, serta nalisis Data multi disipliner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Budaya panganten terkontruks
melalui pertemuan multi budaya, proses dialektika nilai, serta melalui proses
harmonisasi dan negosiasi Islam dengan tradisi lokal secara kotinu sejak dini.
Adapun nilai Pendidikan Islam Multikultural yang ada dalam budaya panganten
yaitu; nilai nilai inklusif, ta’aruf (membangun relasi), harmoni, demokratis,
toleransi, kebersamaan, moderat, tolong-menolong, dan juga humanis. 2) Dari
beberapa sudut pandang yang berhubungan dengan kontruksi tradisi panganten,
ada tiga tipologi masyarakat Telukjatidawang. Pertama, mengharmonisasikan
Islam dan tradisi lokal. Kedua, menegosiasiasikan Islam dengan tradisi lokal.
Ketiga, dialogis-interaktif, dalam artian masyarakat menjalin hubungan relasi
kekuasaan, cultural, dan kekeluargaan yang kemudian menjadi sumber kekuatan
kultur masyarakat. 3) Dalam konstruksi tradisi panganten, ada tiga tahap
dialektika nilai-nilai pendidikan Islam multicultural yang saling berkaitan yaitu:
momen penyesuaian nilai, momen penyerapan nilai, serta momen pengenalan dan
penanaman nilai.
Penelitian ini menghasilkan suatu teori deradikalisasi dengan membumikan
multikulturalisme yang didekonstruksi dari data-data empirik yang dapat
diimplementasikan secara integratif kepada tiga pusat pendidikan (keluarga,
sekolah, dan masyarakat). Disamping itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah
satu acuan dalam penanaman nilai pendidikan Islam multikultural keberbagai
lokus atau wilayah sebagai pembentukan karakter masyarakat yang humanis,
demokratis, dan toleran, karena pada hakikatnya nilai pendidikan Islam
multicultural itu bersifat universal dan sosial. Pada tingkat masyarakat, model
ii
dialektika nilai-nilai Pendidikan Islam Multikutural dalam konstruksi budaya
panganten sangat strategis untuk diterapkan sebagai sebuah solusi dalam
merespon fenomena permasalahan intoleransi yang marak terjadi akhir-akhir ini,
dalam aspek pemahaman dan keberagamaan, perbedaan sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan aspek kehidupan lainnya. | en_US |