Show simple item record

dc.contributor.authorIfa, Nurhayati
dc.date.accessioned2021-10-27T03:32:21Z
dc.date.available2021-10-27T03:32:21Z
dc.date.issued2021-07-23
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/2203
dc.description.abstractSecara normatif-teologis, Islam sebagai agama rahmatan lil’âlamîn, mengajarkan pesan-pesan cinta kasih, kerukunan, kebersamaan, tolong menolong, keadilan, kesetaraan, keterbukaan, dan kedamaian. Namun secara sosiologis, kadang terjadi sebaliknya. Berbeda halnya dengan nilai-nilai Pendidikan Islam yang terjadi di masyarakat Ngadas Poncokusumo Malang yang menggambarkan terjalinnya kerukunan dan kedamaian antar agama-agama dan budaya. Disertasi ini bertujuan menganalisis: 1) konstruksi sosial masyarakat terhadap nilai-nilai pendidikan Islam di tengah keragaman budaya lokal masyarakat Ngadas 2) proses akulturasi nilai-nilai pendidikan Islam ke dalam budaya lokal masyarakat Ngadas, dan 3) model akulturasi nilai-nilai pendidikan Islam ke dalam budaya lokal masyarakat Ngadas dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian antar umat beragama. Pendekatan teori yang digunakan adalah konstruksi sosial Berger dan Luckman, teori akulturasi Koentjoroningrat. dan teori model akulturasi Islam dan Barat dengan pendekatan penelitian kualitatif, Lokasi dibatasi di Ngadas Poncokusumo Malang. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara terlibat, dan dokumentasi. Ada tiga temuan substantif dalam disertasi ini, Pertama, pada momen eksternalisasi, ditemukan tiga entitas unsur-unsur eksternal yang menjadi daya tarik masyarakat, yaitu a) keteladanan perilaku tokoh Islam, b) cara pemahaman kontekstual para tokoh Islam, dan c) strategi serta media dakwah tokoh Islam, baik strategi dakwah sosio-kultural-psikologis maupun strategi dakwah sosiospiritual- magis. Sedangkan pada momen objektivasi, masyarakat lokal berinteraksi terhadap nilai-nilai Pendidikan Islam dengan penghayatan natural hingga membuat masyarakat merasakan nilai-nilai Islam telah melembaga, menjadi kebutuhan masyarakat. Sementara pada momen internalisasi, ditemukan tiga tipologi hasil identifikasi diri masyarakat terhadap nilai-nilai Pendidikan Islam, yaitu a) normatif-teologis-konservatif, b) sosiologis-pragmatis-kalkulatif, dan c) sosiologis-empiris-intuitif. Kedua, terdapat empat fokus proses akulturasi nilai-nilai Pendidikan Islam ke dalam budaya lokal, yaitu: a) kondisi sosial masyarakatnya memiliki pola hidup gmeinschaft (Paguyuban), b) tokoh-tokoh yang berkontribusi mentransformasi nilai-nilai Pendidikan Islam pada umumnya sangat bersahaja, c) Media dan sarana mentransformasi nilai-nilai Pendidikan Islam melalui perkawinan, bisnis, mitos, upacara, dan d) respon masyarakat setelah terjadi proses akulturasi menerima dengan rasa senang dan bahagia karena tercipta pola hubungan rukun dan damai. Ketiga, terdapat tiga temuan model akulturasi nilai-nilai pendidkan Islam ke dalam budaya lokal antara lain, a) akulturasi kultural-singkretik-intuistik, b) akulturasi kultural-purifikatiflegalistik, dan c) akulturasi kultural-moderatif-strukturalistik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectkearifan lokalen_US
dc.subjectpurifikatifen_US
dc.titleAkulturasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam ke Dalam Budaya Lokal di Desa Ngadas Poncokusumo Malangen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record