Kesalahan Penggunaan Afiksasi dan Preposisi Pada Tesis Mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Lulusan 2019
Abstract
Latar belakang yang mendasari penelitian ini, yakni mahasiswa dituntut agar terampil dalam nenulis dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang telah ditentukan dan diberlakukan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI), Pedoman Uumum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agar tidak terjadi lagi penyimpangan- penyimpangan terhadap aturan kebahasaan.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan kesalahan penggunaan afiksasi dan preposisi yang terdapat dalam tesis mahasiswa program pascasarjana pendidikan bahasa Indonesia lulusan tahun 2019. Sejalan dengan hal tersebut penelitian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan dengan tujuan untuk mendeskripsi data penelitian secara faktual dan alamiah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ialah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukaan untuk memaparkan suatu fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah dokumentasi tesis. Sumber data dalam penelitian ini ialah tesis mahasiswa program pascasarjana pendidikan bahasa Indonesia lulusan tahun 2019.
Hasil penelitian mengenai kesalahan penggunaan afiksasi ditemukan bahwa penggunaan afiks yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan diberlakukan. Ketidaktaan tersebut terlihat dalam gabungan antara imbuhan dan kata yang menjadi verba (V), namun ditulis pisah. Hal ini tentunya keluar dari kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Sebagai contoh yakni pada kata di hasilkan dan di yakini, melatar belakangi, menitik beratkan, ketuhanan. Kata-kata ini dibentuk oleh afiks di-kan+ N atau (di+N+kan), di-i+ N (di+N+i), me- i+N (di+N+i), me- kan+N (me+N+kan), ke- an+N (ke+N+an). Proses pembentukan ini menghasilkan makna baru dan bentuk baru yang mana kata dasar yang awalnya merupakan (N) (nomina), namun mendapat penambahan pada afiks sehingga kata tersebut bukan (N) nomina lagi, melainkan menjadi sebuah bentuk verba (V) dan beberapa jenis kata nomina yang walaupun telah mendapatkan imbuhan tetapi tetap menjadi bentuk yang sama yakni nomina. Beberapa contoh di atas berdeda dengan kata di sebut. Pada kata ini kata dasarnya sudah merupakan verba yang mendapatkan afiks di-, oleh sebab itu dalam penulisannya harus digabung atau dirangkai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di-kan+ N , di-i+ N , me- i+N , me- kan+N , dan ke- an+N dalam penulisan yang sesuai dengan aturan yang telah disepakiti yakni ditulis serangkai atau gabung.
Hasil penelitian kesalahan penggunaan preposisi dapat diketahui bahwa, masih terdapat banyak penggunaan preposisi yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Penyimpangan kaidah tersebut berupa preposisi di/ke yang bertemu dengan N (di/ke+ N) seharusnya ditulis pisah atau tidak dirangkai, namun ditulis rangkai. Nomina (N) dalam hasil penelitian terdapat beberapa jenis, yakni nomina (N) penunjuk tempat, masa, jumlah dan posisi yang abstrak. Selain itu dari data yang ada juga ditemukan pendobelan penggunaan preposisi di/ke. Nomina (N) pada umumnya ditulis terpisah dengan kata kata depan atau preposisi yang berada di depan bentuk dasar tersebut.
Berpedoman pada kesalahan-kesalahan tersebut, maka disarankan agar dalam penulisan ilmiah seharusnya lebih memperhatikan kaidah-kaidah bahasa, khususnya kaidah penulisan, agar hasil dari sebuah tulisan tersebut memiliki bobot atau nilai lebih.
Kata kunci: kesalahan morfologi, afiksasi, dan preposisi