dc.description.abstract | Di jaman sekarang ini, ruang kelas masih merupakan tempat utama dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan. Untuk kegiatan belajar di dalam kelas juga harus di dukung oleh beberapa sarana prasarana, diantaranya meja, bangku, papan tulis, dan sarana prasarana lainnya. Dan pembelajaran yang dilaksanakan di ruang kelas kemungkinan besar dapat menimbulkan rasa bosan, jenuh, kurang menyenangkan, sehingga peserta didik tidak minat untuk mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran PAI. Maka, untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan suatu cara alternatif untuk mempelajari pelajaran PAI dengan suasana yang lebih ke arah religius yang dapat membentuk kepribadian siswa yang beriman dan bertakwa sesuai dengan tujuan pendidikan islam. Salah satu alternatif yang dapat digunakan selain pembelajaran di ruang kelas adalah pembelajaran dilakukan di masjid.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan program masjid sebagai sumber belajar dalam pendidikan agama islam di SMP Islam Darul Abror , implementasi pembelajaran di masjid sebagai sumber belajar pendidikan agama islam, serta faktor pendukung dan penghambat masjid sebagai sumber belajar.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi.
Dari hasil temuan penelitian di SMP Islam Darul Abror menunjukkan bahwa: pertama program masjid sebagai sumber belajar dalam pendidikan agama islam yaitu yaitu Hifdzul Qur’an dilaksanakan pada pagi hari di masjid sebelum siswa mengikuti pembelajaran di kelas. Tiap siswa wajib setor hafalan ke ustadz atau ustadzah yang sudah ditentukan tiap kelompok. Kemudian sholat dhuha berjama’ah sebelum istirahat. Pada siang hari pengajian Al-Qur’an bersama ba’da sholat dhuhur. Seluruh siswa membaca surat yang sudah ditentukan secara bersamaan. Kegiatan malam ada pengajian kitab Jurumiyah setiap rabu malam dan kitab Fathul Qorib setiap kamis dan jum’at malam. Lalu seminggu sekali diadakan Istighosah setiap malam rabu dan tahlil setiap malam jum’at. Kedua implementasi pembelajaran di masjid dimulai pada pukul 06.30 sebelum siswa memasuki kelas yakni kegiatan Hifdzul Qur’an, kemudian sebelum istirahat pada pukul 09.00 siswa sholat dhuha berjamaa’ah. Pada jam 12.00 setelah pembelajaran di kelas siswa sholat dhuhur berjamaa’ah, lalu ishoma, dan dilanjut mengaji Al-Qur’an pada pukul 13.30. pukul 14.30 persiapan untuk sholat ashar berjama’ah. Untuk kegiatan di malam hari yaitu pukul 17.30 sholat maghrib berjama’ah, dan dilanjut setelah sholat maghrib mengaji Al-Qur’an bersama hingga pukul 18.30. Lalu sholat isya’ berjama’ah pukul 18.30 yang setelahnya dilanjutkan dengan pengajian kitab kuning. Dan terakhir pada pukul 20.00 muthala’ah. Ketiga Faktor pendukung masjid sebagai sumber belajar adanya media atau perangkat yang mendukung pembelajaran seperti Al-Qur’an, kitab, sajadah, mukenah, mic, sound/speaker dan lainnya. Faktor penghambatnya adalah sulit mengatur siswa untuk mengikuti pembelajaran
Kata kunci: Masjid, Sumber Belajar, Pendidikan Agama Islam | en_US |