dc.description.abstract | Kemampuan kognitif anak usia dini yang ada di lembaga Kelompok Bermain (KB) Nanda Ceria Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang tergolong masih rendah. Hal tersebut terlihat seperti ketika anak belum mampu menemukan solusi dalam memecahkan masalahnya sendiri, anak belum mampu berfikir logis, maupun anak belum memiliki cara berfikir kritis dan masih memerlukan stumulus melalui program pembelajaran yang mampu merangsang setiap aspek pekembangan terutama kemampuan kognitif. Adanya virus corona, memaksa pada siapapun di institusi pendidikan untuk menyesuaikan pembelajaran agar proses belajar tetap berjalan, meskipun dengan tempat, waktu, serta kondisi yang tidak menentu. Pada kali ini di lembaga Kelompok Bermain (KB) Nanda Ceria telah ditemukan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi pandemi saat ini, yaitu storytelling melalui daring terhadap kemampuan anak usia dini, sebagai salah satu kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik untuk dilakukan di rumah bersama orang tua. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan jenis studi kasus. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data diambil dengan perpanjangan pengamatan, pembahasan sejawat, dan triangulasi.
Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian, kemampuan kognitif anak usia dini di KB Nanda Ceria berkembang sesuai dengan usianya, namun masih belum terstimulus dengan maksimal, dikarenakan anak usia 3-4 tahun bisa dibilang sebagai anak dengan istilah “ baru methal atau lepas” dari ayunan orang tua, sehingga mengakibatkan masih terbatasnya interaksi anak dengan lingkungan yang lebih luas dan masih adanya ketergantungan anak terhadap orang tua.
Penerapan storytelling melalui daring terhadap kemampuan kognitif anak dilakukan melalui tahapan-tahapan dari mulai penyusunan program tahunan (PROTA), penyusunan program semester (PROSEM), penyusunan rencana pelakasanaan pembelajaran mingguan (RPPM) dengan memasukkan storytelling yang sesuai dengan tema, pembuatan dan pemilihan link video storytelling, hingga penjabaran pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dengan mengirimkan video atau link youtube kepada orang tua dan peserta didik melalui whatsapp group. Selanjutnya orang tua meneruskan penerapan storytelling melalui daring yang dilaksanakan bersama anak dirumah, dengan pendampingan ketika melihat video dari guru atau video di youtube.
Faktor yang menjadi penghambat dari penerapan storytelling melalui daring terhadap kemampuan kognitif anak usia dini (1) terletak pada sumber daya manusia (SDM) orang tua yang masih rendah. (2) faktor waktu, dan (3) faktor kecenderungan anak. Sedangkan untuk faktor pendukung diantaranya adalah (1) Bantuan kuota internet dari pemerintah. (2) Banyaknya referensi cerita yang bisa guru dapatkan.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai saran adalah storytelling melalui daring kedepan lebih dapat dikembangkan menjadi metode pembelajaran yang lebih baik lagi dan lembaga dapat memfasilitasi proses metode tersebut, agar lebih mempermudah bagi pendidik dalam menerapkannya.
Kata Kunci: Storytelling, Daring, Kognitif, Anak Usia Dini | en_US |