Kajian Antropolinguistik dalam Prosesi Temu Pengantin Masyarakat Kabupaten Pasuruan
Abstract
Baru-baru ini, ilmu linguistik dan atropologi berkembang dengan pesat hingga memunculkan cabang ilmu baru berupa ilmu antropolinguistik. Ilmu antropolinguistik adalah ilmu linguistik atau ilmu bahasa yang mulanya ada dalam masa akhir abad ke -18, ketika para sarjana mulai mengupas naskah-naskah klasik dalam bahasa-bahasa Indonesia - German (Latin, Yunani, Gotis, Avestis, Sansekerta, dan sebagainya). Studi bahasa dalam bidang antropolinguistik dikaitkan dengan peran bahasa dalam seluk-beluk kehidupan manusia, karena kebudayaan merupakan aspek yang paling dominan atau paling inti dalam kehidupan manusia. Sebuah penggunaan bahasa dalam sebuah acara atau ritual yang mengandung unsur kebudayaan serta tradisi masyarakat dominan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat setempat, oleh sebab itu sangat jarang penggunaan bahasanya menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa yang dicampur adukkan dengan bahasa daerah menjadikan bahasa yang digunakan oleh beberapa tokoh masyarakat serta penutur menjadi sangat tidak beraturan, oleh sebab itu kajian antropolinguistik dapat mengkaji sebuah bahasa ditinjau dari beberapa unsur yang terdapat dalam teori antropolinguitik.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan istilah-istilah bahasa tentang budaya atau ungkapan lain, mendeskripsikan proses penamaan dalam bahasa, mendeskripsikan kesopan-santunan dalam bahasa; dan mendeskripsikan etnisitas dari sudut bahasa. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini berupa teoretis dan pendekatan metodologis dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan analisis temuan data. Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu pra penelitian, penelitian, evaluasi dan laporan.
Hasil penelitian ini diperoleh data Istilah bahasa tentang budaya atau ungkapan lain yang ditemukan pada prosesi temu pengantin adat Jawa yang memiliki pengaruh kental akan Jawa karena menggunakan Bahasa Kawi. Sedangkan pada prosesi temu pengantin modern didapati istilah Jawa dan asing. Selanjutnya, Istilah proses penamaan dalam Bahasa pada prosesi temu pengantin didapati berupa Penggunaan kata yang dianggap lebih kekinian dibanding menggunakan kata baku Bahasa Indonesia, hal ini dikarenakan pergeseran budaya dan pola hidup yang terjadi di masyarakat. Selain itu penggunaan bahasa yang sesuai dengan unsur kesopansantunan ialah berupa sampean, panjenengan, priyai, pini sepuh, hadi sepuh dan pepunden. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini berupa temu pengantin adat Jawa lebih memiliki istilah budaya, penamaan, kesopan-santunan dan entitas budaya dari segi Bahasa kawi yang digunakan untuk melestarikan budaya suku Jawa kuno yang sudah tidak banyak dilakukan. Sedangkan dalam temu pengantin adat modern lebih jarang menggunakan bahasa Indonesia baku atau sering menggunakan bahasa asing agar terkesan lebih kekinian dan juga tetap diberikan bahasa Jawa dengan maksud menambah kesan sopan dari prosesi tersebut.
Kata-Kata Kunci: Antropolinguistik, Bahasa, Prosesi Temu Pengantin