dc.description.abstract | Tahun ini memanglah berbeda karena kehidupan tidaklah normal seperti dulu lagi, hal ini disebabkan karena adanya virus yang menggemparkan seluruh dunia yang dikenal dengan nama COVID-19. MENDIKBUD mengeluarkan Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Mendikbud menghimbau agar proses belajar dan pembelajaran dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh, dengan tetap mempertimbangkan minat dan kondisi masing-masing peserta didik.
Pendidikan agama islam adalah mata pelajaran yang wajib ada mulai dari sekolah dasar, hingga di perguruan tinggi. Berbicara tentang keadaan pada saat ini, pemerintah menganjurkan agar sekolah diliburkan sementara dan belajar di rumah, akan tetapi ada beberapa sekolah yang sudah diizinkan oleh pemerintah untuk melakukan pembelajaran secara offline atau LURING, tetapi tidak semua peserta didik dapat masuk ke sekolah dan melakukan pembelajaran secara tatap muka, sehingga ada kebijakan dari sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan 2 cara yaitu secara offline (luring) dan online (daring).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bagaimana seorang peserta didik melakukan proses pembelajaran yang berlangsung secara daring maupun luring yang menggunakan sistem hybrid learning. Sistem hybrid learning sudah diterapkan oleh SMAN 2 Malang sebelum masa pandemi sehingga ketika masa pandemi sistem tersebut lebih diintenskan lagi.
Adapun fokus dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana implementasi hybrid learning dalam pembelajaran PAI di SMAN 2 Malang? (2) Apa faktor penghambat dan pendukung implementasi hybrid learning dalam pembelajaran PAI di SMAN 2 Malang!
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan implementasi hybrid learning dalam pembelajaran PAI di SMAN 2 Malang. (2) Untuk mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung implementasi hybrid learning dalam pembelajaran PAI di SMAN 2 Malang.
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah studi kasus. Dan hasil data yang diperoleh dari data tersebut adalah deskriptif kualitatif, yaitu yang berupa kata-kata, gambaran dan bukan dalam bentuk angka.
Sumber data yang diperoleh oleh peneliti berasal dari informan yaitu Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Perwakilan Guru PAI, dan Murid SMAN 2 Malang. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik diantaranya yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan dalam menganalisa sebuah datanya, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Dalam pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah perencanaan pembelajaran yang dilakukan di SMAN 2 Malang disesuaikan dengan masa pandemi termasuk RPP yang digunakan menggunakan RPP satu lembar sesuai dengan perintah dari pemerintah. Guru dan karyawan melakukan uji coba terkait dengan perencanaan pembelajaran luring. Waktu pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran daring dan luring sekitar 30 menit. Aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan E-Learning, Google Meet, Google Classroom, Zoom, Whatsapp Groub. Bahan ajar yang digunakan menggunakan buku paket pendidikan agama dan budi pekerti. Metode yang digunakan menggunakan ceramah, presentasi dan latihan. Evaluasi yang digunakan oleh guru yaitu dengan memberikan penugasan kepada peserta didik. Sedangkat faktor penghambat dan pendukung implementasi hybrid learning dalam pembelajaran PAI adalah adanya keterbatasan paket data yang tidak mencukupi, sinyal yang tidak stabil, gaptek, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor pendukung yang harus dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. | en_US |