dc.description.abstract | Meneliti manusia dari segi psikologis memang menarik. Begitu juga karya sastra novel yang merupakan representasi kehidupan nyata melalui peran tokoh fiksional. Ada faktor internal dan eksternal dalam lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi psikologi manusia, di antaranya dinamika kehidupan sosial yang memberikan konflik dalam hidup. Hal tersebut membuat manusia memberikan respons berupa perilaku yang menggambarkan bagaimana seseorang itu menyikapi permasalahan atau bahkan mengatasi berbagai tantangan kehidupannya melalui kreativitas yang dimiliki. Seseorang yang dapat mengatasi kesulitan dalam hidup disebut resilien. Resiliensi merupakan adaptasi positif untuk dapat bertahan dan mengatasi situasi yang menekan psikologis. Dalam kasus resiliensi, situasi tersebut harus benar-benar dalam kategori berat. Dimas Suryo menjalani hidup menjadi eksil politik Indonesia yang terdampar di Paris, selalu berhadapan dengan teror-teror, dikejar-kejar rasa bersalah karena keluarganya ditangkap dan diterogasi, beberapa tahun kemudian ibunya meninggal, dan bahkan harus menahan rindu terhadap tanah air karena ditolak oleh Pemerintah Indonesia. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang tidak mudah dihadapi oleh siapapun.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek kreatif serta peran makanan dan rempah Indonesia sebagai bentuk kreativitas untuk beresiliensi tokoh Dimas Suryo dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra yang menggambarkan aktivitas kejiwaan tokoh dalam karya sastra. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yang mana menggambarkan dan mengungkap fakta suatu fenomena. Sumber data yang digunakan berupa novel Pulang karya Leila S. Chudori. Data penelitian berupa kutipan narasi, monolog tokoh, dialog antartokoh yang kemudian dideskripsikan sesuai dengan fokus penelitian.
Hasil penelitian pada fokus penelitian kesatu, menunjukkan bahwa terdapat aspek kreatif dalam proses pembentukan resiliensi Dimas Suryo melalui tujuh faktor sebagai komponen pembentuk resiliensi. Ketujuh faktor tersebut adalah meregulasi emosi, pengendalian dan kontrol emosi dengan baik, mampu mengidentifikasi permasalahan dengan mengenal diri, memiliki sikap empati, memiliki sikap optimisme dan inovatif dengan mendirikan Restoran Tanah Air, efikasi diri dengan keyakinan serta usaha dan pantang menyerah untuk mengajukan visa agar dapat pulang ke Indonesia, dan mampu mengambil hikmah setelah menjalani hidup sebagai eksil politik. Hasil penelitian pada fokus kedua menunjukkan bahwa tokoh Dimas Suryo menjadikan makanan Indonesia sebagai sarana untuk memperkuat jati diri atau identitasnya, sekaligus cara mengobati kerinduan terhadap Indonesia karena ia menjadi eksil politik puluhan tahun di Paris yang ditolak kembali ke tanah air oleh Pemerintah Indonesia. | en_US |