Analisis Keruntuhan Bendungan Bendo Ponorogo dengan Aplikasi HEC-RAS
Abstract
Bendungan diartikan sebagai bangunan yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton, dan pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk. Disamping memiliki manfaat yang besar, pembangunan bendungan juga memiliki ancaman bencana yang besar apabila terjadi keruntuhan bendungan. Keruntuhan bendungan akan menimbulkan banjir bandang (flash flood) hingga ke daerah hilir yang menyebabkan banyak timbul korban jiwa, harta benda, fasilitas umum, kerusakan lingkungan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan adanya analisa keruntuhan bendungan yang nantinya dapat diketahui bencana dan wilayah-wilayah yang terdampak.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa keruntuhan Bendungan Bendo dengan menggunakan aplikasi HEC-RAS versi 5.0.7 yang dikembangkan oleh Hydrolic Engineering Center. Dalam penelitian ini dilakukan 2 simulasi yaitu Overtopping dan Piping, dengan memasukkan parameter rekahan tertentu untuk mendapatkan peta sebaran genangan banjir yang terjadi. Hasil simulasi dengan HEC-RAS 5.0.7 menunjukkan bahwa overtopping merupakan penyebab utama dari keruntuhan dengan debit banjir rancangan 0,5PMF sebesar 2137,547 m3/det dan tinggi genangan maksimum 8,8836 meter. Akibat dari keruntuhan Bendungan Bendo terdapat 41 desa yang terdampak dan 129.158 jiwa penduduk terkena resiko, dengan jarak jangkauan terjauh 20km dari Bendungan Bendo, maka Bendungan Bendo termasuk dalam klasifikasi zona bahaya tingkat 4 atau bahaya sangat tinggi.
Kata Kunci : Bendungan, Keruntuhan, Overtopping, Piping, Bendungan Bendo, HEC-RAS