Show simple item record

dc.contributor.authorWahyudi, Winarto Eka
dc.date.accessioned2020-11-17T02:51:26Z
dc.date.available2020-11-17T02:51:26Z
dc.date.issued2020-03-09
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/339
dc.description.abstractMuslim Tionghoa di dalam identitas kulturalnya melekat predikat sebagai minoritas ganda (double minority). Dalam konteks keislaman, mereka minoritas di internal agama etnisnya, dan tetap menjadi minoritas di tengah etnis lain di Indonesia. Konsekuensi logis dari realitas sosial ini memantik asumsi akademik terkait bagaimana etnis minoritas memeluk agama mayoritas? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengadopsi pendekatan fenomenologi ini bertujuan untuk: 1) menganalisis pelaksanaan pendidikan Islam Multikultural pada komunitas muslim Tionghoa. 2) menganalisis pengembangan kompetensi sosial muslim Tionghoa melalui pendidikan Islam multikultural. 3) serta mengintrepetasikan model Social Pedagogi sebagai pendekatan muslim Tionghoa dalam praksis Pendidikan Agama Islam Multikultural. Dari hasil analisis data yang dihimpun melalui wawancara mendalam (indept interview) dengan para informan kunci (key informan), serta observasi dan dokementasi, disertasi ini menghasilkan temuan penting antara lain: Pendidikan Islam multikultural pada muslim Tionghoa dapat diklasifikasikan ke dalam empat segmentasi, yaitu orientasi pendidikan Islam multikultural yang memiliki visi teologis, visi intelektual, visi kultural dan visi sosial. Adapun materi yang disampaikan dalam pendidikan Islam Tionghoa muslim berkaitan dengan dasar-dasar keimanan dan keislaman, ubudiyah, mualamah (sosial-kemasyarakatan) serta sejarah peradaban Islam. Sedangkan metode yang digunakan lebih bersifat dialogis-partisipatif dengan basis problem teologis-sosial yang dihadapi para mualaf. Sedangkan proses Pendidikan Islam multikultural berlangsung melalui tahapan imitasi, identifikasi dan sosialisasi. Proses demikian disebabkan pendidikan Islam yang dipraktekkan oleh Tionghoa muslim tidak dipahami sebagai proses pembelajaran/ pengajaran namun lebih pada transformasi budaya. Sehingga sifatnya yang informal meniscayakan proses pendidikan Islam dijalankan dengan melibatkan multi institusi. Selanjutnya, temuan kedua menegaskan bahwa problem eksistensial Muslim Tionghoa menuntut mereka melakukan strategi pendidikan Islam multikultural yang tepat agar paham keislamannya menjadi piranti untuk menguatkan sikap sosial yang cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia. Dengan demikian, komunitas ini melalui pendidikan Islamnya, mengembangkan kompetensi sosial melalui instrumen antara lain: aspek instruksional, aspek kultural dan aspek sosial secara dialektis-integratif. Temuan ketiga berhasil menyimpulkan bahwa pendekatan model social pedagogy muslim Tionghoa diartikulasikan dengan menjadikan isu-isu sosial, dan moral sebagai starting point pendidikan Islam. Sebagai model pendekatan, pedagogi sosial memiliki tiga dimensi, yakni dimensi pendidikan, dimensi kultural dan dimensi sosial. Ketiga dimensi tersebut, berjalan pada prinsip-prinsip pendekatan antara lain: pendekatan rasional (rational approach), pendekatan budaya (cultural approach), pendekatan sosial (social approach) serta pendekatan kolaboratif-partisipatif (collaborative-partisipative approach). Dengan perspektif social pedagogy, muslim Tionghoa telah melahirkan model pendidikan yang genuine, karena berhasil “mendesain” pola edukasi yang tepat terhadap kelompoknya yang minoritas, dengan tetap mempertahankan identitas kulturalnya sebagai seorang Tionghoa. Dengan pendekatan ini, Tionghoa muslim berusaha mengembangkan corak keislaman kosmopolitan yang berhasil dipadukan dengan identitas ketionghoaan inklusif. Model pedagogi sosial dalam gerakan pendidikan Islam multikultural Tionghoa muslim menegaskan bahwa menjadi muslim yang baik tidak berposisi secara diametris dengan menjadi Tionghoa sejati. Keduanya mampu menyublimasi menjadi identitas budaya baru muslim Tionghoa yang hibrid. Pendekatan ini pada gilirannya melahirkan muslim yang baik (being good moslem) di satu sisi, dan warga masyarakat yang baik pada sisi yang lain (good citizen) dengan tetap mempertahankan identitas kulturalnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectMuslim Minoritasen_US
dc.subjectPedagogi Sosialen_US
dc.subjectMuslim Tionghoaen_US
dc.titleSocial Pedagogy Pada Muslim Etnis Minoritas (Konstruksi Muslim Tionghoa dalam Praksis Pendidikan Islam di Surabaya)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record