Show simple item record

dc.contributor.authorSyaikhon, Muhammad
dc.date.accessioned2022-03-28T03:36:06Z
dc.date.available2022-03-28T03:36:06Z
dc.date.issued2022-02-22
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/3441
dc.description.abstractDesa Laban adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Menganti, kabupaten Gresik. Masyarakat di desa ini merupakan masyarakat multikultural, karena masyarakatnya terdiri dari berbagai macam pemeluk agama yang terdiri dari pemeluk agama Islam, Hindu, Kristen, dan Budha. Mereka menjunjung tinggi nilai toleransi, sehingga mereka bisa hidup rukun dan damai. Riset ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasi model pendidikan toleransi dalam keluarga multi agama di desa Laban Menganti Gresik yang meliputi: (1) Prinsip-prinsip toleransi dalam keluarga multi agama, (2) Proses pendidikan toleransi dalam keluarga multi agama, dan (3) Model pendidikan toleransi dalam keluarga multi agama. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus dan rancangan penelitian kasus tunggal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan komponen analisis data model interaktif. Sedangkan metode keabsahan data menggunakan observasi terus menerus, trianggulasi, pengecekan anggota, pengecekan kecukupan referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, Prinsip toleransi dalam keluarga multi agama di desa Laban meliputi prinsip penerimaan, persamaan, saling menghormati, kebebasan, keterbukaan, dukungan, rasionalisme beragama, dialog, antroposentris, kasih sayang, dan cinta damai. Ketujuh prinsip tersebut yang tidak sesuai dengan pendidikan Islam multikultural adalah prinsip antroposentris. Kedua, proses pendidikan toleransi dalam keluarga multi agama dilakukan melalui proses transformasi nilai, transaksi nilai, dan transinternalisasi nilai. Tahap pertama menggunakan metode keteladanan, nasihat, serta diskusi dan tanya jawab. Tahap kedua menggunakan metode pembiasaan, perhatian, kasih sayang, serta pemberian hadiah dan hukuman. Sedangkan tahap ketiga, menjadikan anak berkarakter toleransi, sehingga bisa hidup rukun dan damai. Semua metode yang digunakan sesuai dengan pendidikan Islam multikultural, namun dalam pelaksanaanya terdapat beberapa yang bertentangan. Ketiga, model pendidikan toleransi dalam keluarga multi agama di desa Laban terdiri dari tujuan, proses, dan evaluasi. Tujuannya adalah hidup rukun dan damai. Proses pendidikan toleransi melalui transformasi nilai, transaksi nilai, dan transinternalisasi nilai. Sedangkan evaluasinya dalam bentuk observasi perilaku anak. Secara keseluruhan, model pendidikan toleransi dalam keluarga multi agama di desa Laban terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan pendidikan Islam multikultural.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectKeluarga Multi Agamaen_US
dc.subjectPendidikan Islam Multikulturalen_US
dc.titleToleransi Dalam Keluarga Multi Agama (Kajian Pendidikan Islam Multikultural di Desa Laban Menganti Gresik)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record