Estimasi Karbon Pada Tegakan Kopi di Lahan Agroforestri Precet Wilayah Resort Pemangkuan Hutan Wagir KPH Malang
Abstract
Pemanasan global yang menimbulkan perubahan iklim dikarenakan meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) dalam bentuk CO2, CH4 dan bentuk lainnya di atmosfer. Penerapan sistem agroforestri merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kebutuhan lahan pertanian dengan mempertahankan fungsi hutan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi karbon tersimpan pada tegakan varietas kopi Arabika (Coffea arabica) dan untuk mengetahui faktor abiotik di lokasi tempat tumbuh tegakan varietas kopi Arabika (Coffea arabica) di lahan agroforestri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan teknik sampling tegakan kopi menggunakan purposive sampling non-destructive. Tiap sampel tegakan diambil 25 pohon pada setiap varietas kopi Gayo 1, p88 dan Ateng sehingga jumlah sampel keseluruhan 75 pohon. Analisa data perhitungan meliputi allometrik Ketterings berat kering = 0,11 ρ D2,62 (2001) dan rumus allometrik Arifin = 0,281 D2,0635 (2001). Analilis data biomasa karbon = berat kering x 0,47. Hasil penelitian menunjukkan simpanan karbon terbesar terdapat pada varietas Gayo 1, kemudian varietas p88 dan simpanan karbon paling kecil terdapat pada varietas Ateng. Faktor abiotik di agroforestri kopi menunjukkan kelembaban tanah 18,3%, kelembaban udara 60-75%, pH tanah 7,5%, suhu tanah 21°C, Suhu udara 21-25°C , Intensitas cahaya 877 dengan ketinggian 900-1100 mdpl. Faktor abiotik berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, semakin besar diameter tanaman maka semakin besar pula kandungan biomassa pada tanaman tersebut, dan intensitas cahaya yang rendah dan hal itu menyebabkan transpirasi juga rendah. Transpirasi yang rendah membutuhkan energi yang rendah pula, hal ini akan meningkatkan biomassa tanaman.
Kata Kunci : Agroforestri, Allometrik, Faktor Abiotik, Karbon, Varietas Kopi