Show simple item record

dc.contributor.authorIsmiyati
dc.date.accessioned2022-07-07T05:01:10Z
dc.date.available2022-07-07T05:01:10Z
dc.date.issued2021-06-22
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/4158
dc.description.abstractDalam suatu komunikasi, seringkali penutur melakukan suatu pelanggaran terhadap struktur kalimat ataupun konteks. Bukan semata-mata hanya melakukan suatu pelanggaran, namun hal tersebut mempunyai fungsi tertentu. Dalam praktik bertutur sapa sangat dimungkinkan adanya penyimpangan, tetapi harus selalu dicatat bahwa penyimpangan tersebut harus selalu memiliki fungsi yang hendak dicapai. Jika fungsi dari penyimpangan tersebut tidak ada, itu artinya tidak ada kerja sama di antara penutur dan mitra tutur. Oleh karenanya, dalam penyimpangan prinsip-prinsip kerja sama dalam sebuah tuturan perlu diimbangi dengan fungsi tertentu. Hal-hal tersebut dapat ditemukan dalam berbagai karya sastra, salah satunya adalah novel. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dan fungsi pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat dalam novel Mariposa karya Luluk HF. Objek penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang mengandung pelanggaran prinsip kerja sama pada novel Mariposa karya Luluk HF. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik catat yakni dengan mencatat tuturan yang terindikasi melanggar prinsip kerja sama. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan konsep kategori pengodean (coding categories) untuk mempermudah dalam proses kasifikasi data. Keabsahan data diperoleh melalui teknik triangulasi teori dan teknik ketekunan atau keajegan pengamatan. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti antara lain reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan dua kesimpulan. Pertama, dalam novel Mariposa karya Luluk HF terdapat pelanggaran maksim kerja sama yang terbagi dalam empat maksim pelanggaran diantaranya adalah 9 pelanggaran maksim kuantitas, 7 pelanggaran maksim kualitas, 7 pelanggaran maksim relevansi, dan 9 pelanggaran maksim cara. Kedua, dalam pelanggaran-pelanggaran maksim yang telah ditemukan, masing-masing memiliki fungsi tersendiri yang terbagi menjadi fungsi pelanggaran tunggal dan fungsi pelanggaran ganda. Pada fungsi pelanggaran tunggal ditemukan sebanyak (a) 7 data pelanggaran maksim dengan fungsi representatif yang dikelompokkan menjadi 3 turunan fungsi (subfungsi) diantaranya adalah subfungsi memberi informasi/penjelasan, berspekulasi, dan membuat pengakuan. (b) 17 data pelanggaran maksim dengan fungsi ekspresif yang dikelompokkan menjadi 10 subfungsi diantaranya adalah subfungsi menunjukkan rasa tidak suka, menunjukkan rasa senang dan rasa terima kasih, menunjukkan rasa takut, menunjukkan kemarahan, pamer/menyombongkan diri, menggoda, menciptakan humor, merayu, dan memuji. (c) 6 data pelanggaran maksim dengan fungsi direktif yang dikelompokkan menjadi 4 subfungsi diantaranya adalah subfungsi meminta tolong, memberi perintah, memberi saran, dan memohon. Pada fungsi pelanggaran ganda ditemukan 2 data pelanggaran dengan fungsi ekspresif dan direktif yang muncul dalam satu pelanggaran maksim. Kata Kunci: Pelanggaran Prinsip Kerja Sama, Fungsi Pelanggaran Prinsip Kerja Sama, Novel Mariposa Karya Luluk HF  en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiaen_US
dc.subjectPelanggaran Prinsip Kerja Samaen_US
dc.subjectFungsi Pelanggaran Prinsip Kerja Samaen_US
dc.subjectNovel Mariposa Karya Luluk HFen_US
dc.titlePelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam Novel Mariposa Karya Luluk HF (Tinjauan Pragmatik)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record