dc.description.abstract | Kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk mempelajari apa yang terkandung di dalam Al-Qur’an tidak hanya itu kita juga harus bisa bagaimana cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dulu pada zaman Rasulullah karena sulitnya bahan-bahan untuk menulis saat firman Allah turun kepada Nabi Muhammad SAW para sahabat berusaha untuk menghafalkannya maka banyak pada saat itu sahabat-sahabat yang menghafalkan Al-Qur’an. Dengan seiringnya waktu banyak orang-orang saat ini yang mengahfalkan Al-Qur’an seperti contoh MA Nurul Ulum yang memprogramkan ekstrakurikuler tahfidzul qur’an. Jadi bagi siswa yang berkeinginan untuk mengikuti ekstrakurikuler dipersilahkan dan tidak diwajibkan bagi murid-murid yang ingin bersekolah disana.
Dari latar belakang penelitian di atas maka peneliti merumuskan masalah, yakni tentang bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler tahfidzul qur’an dan apa faktor pendukung dan penghambat ekstrakurikuler tahfidzul qur’an di MA Nurul Ulum.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler tahfidzul qur’an dan mendeskripsikan apa saja faktor pendukung dan penghambat ekstrakurikuler tahfidzul qur’an di MA Nurul Ulum.
Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, yaitu pengamatan yang merupakan aktivitas penelitian fenomena yang dilakukan secara sistematis, metode wawancara yang merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan metode tanya jawab secara lisan dengan sumber penelitian, dan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, makalah, laporan-laporan,, agenda dan sebagainya.
Dalam penelitian ini pelaksanaan ekstrakurikuler tahfidzul qur’an terbagi menjadi 3 tahap yaitu yang pertama belajar pengenalan makhorijul huruf serta hukum tajwid supaya peserta didik tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an saja tetapi dalam pelafalan juga baik dan benar. Kemudian jika peserta didik dirasa mampu maka dilanjutkan tes apakah peserta didik layak untuk melanjtukan pada tahap berikutnya yaitu penghafalan Al-Qur’an dengan menggunakan metode bi qolam. Jika peserta didik kurang mampu dalam kelancaran dan kefasihan bacaan Al-Qur’an maka peserta didik tidak diperbolehkan untu melanjutkan ke tahap selanjutnya. Bagi peserta didik yang berhasil maka diperbolehkan untuk memulai menghafal Al-Qur’an. Dalam pelaksanaannya dilakukan diluar jam sekolah yaitu setiap hari ba’da shubuh dan ba’da isya’.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan ekstrakurikuer tahfidzul qur’an yaitu peserta didik termotivasi untuk lebih semangat menghafalkan saat melihat teman atau kakak kelasnya sudah menempuh banyak hafalan dan lancar dalam muroja’ahnya. Adapun faktor penghambat yaitu rasa malas yang ada pada diri peserta didik untuk menambah hafalan jika menemukan ayat yang panjang. Tetapi hal itu tidak menjadikan peserta didik mengikuti hawa nafsunya untuk bermalas-malasan karena mereka sadar jika mempunyai tanggung jawab dan mengejar target hafalan mereka masing-masing.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai saran dalam penelitian ini yakni tentang bagaimana langkah kedepan dari MA Nurul Ulum untuk dapat mengembangkan lingkungan sekolah yang bernuansa Qur’ani dengan adanya program ekstrakurikuler tahfidzul qur’an dan pengajar untuk membimbing dan sabra dalam mengontrol hafalan peserta didik.
Kata Kunci : Ekstrakurikuler, Minat Bakat, dan Tahfidz. | en_US |