dc.description.abstract | Novel sebagai karya sastra yang memuat realitas masyarakat kemudian dibangun dengan daya imajinasi dan unsur rekaan. Salah satunya digunakan untuk menguraikan ikhtisar sejarah melalui bentuk tulisan. Novel Arok Dedes dan Ken Arok dan Ken Dedes:Pertumpahan Darah Menuju Singgasana ini merupakan dua novel sejarah yang menyajikan kisah berdirinya Kerajaan Singosari, di mana isinya turut menggambarkan tokoh perempuan yang ikut dalam pemerolehan kekuasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan simbol-simbol kuasa wanita Jawa yang terdapat pada tokoh Ken Dedes sebagai paramesywari, ibu rumah tangga, dan narapati.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kritik sastra baru (new criticism) dengan jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah novel Arok Dedes dan novel Ken Arok dan Ken Dedes:Pertumpahan Darah Menuju Singgasana. Data penelitian ini berupa kata, kalimat, dan kutipan narasi yang terdapat dalam kedua novel tersebut yang kemudian dianalisis sesuai dengan fokus penelitian. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan penekanan ketekunan membaca serta diskusi dengan teman seJawat ataupun dosen pembimbing. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif Miles dan Huberman melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang dipadukan dengan lima cara kerja pendekatan new criticism, yaitu close reading, empiris, otonomi, concreteness, dan bentuk.
Hasil penelitian ini disesuaikan dengan tiga fokus penelitian. Pertama, simbol kuasa wanita Jawa pada tokoh Ken Dedes sebagai paramesywari digambarkan melalui tiga bentuk aspek, yaitu simbol diangkat menjadi istri utama raja meliputi simbol kecantikan, simbol sifat kebrahmanian, dan simbol keberanian Ken Dedes. Simbol penguasa pekuwuan meliputi simbol kesadarannya menguasa seluruh isi pekuwuan dan simbol dari tugas paramesywari yang mengurus wilayah pekuwuan. Simbol ikut menjalankan roda pemerintahan meliputi simbol menjadi wakil posisi Akuwu, simbol menjadi penunjuk dan penasehat Akuwu, dan simbol dalam menjaga ketentraman kerajaan. Kedua, simbol kuasa wanita Jawa pada tokoh Ken Dedes sebagai ibu rumah tangga digambarkan melalui dua aspek, yaitu simbol peranan sebagai istri meliputi simbol merawat suaminya yang sakit dan simbol kuasa yang membuat suami bergantung kepadanya. Simbol peranan sebagai ibu meliputi simbol dalam mempertahankan kandungannya, simbol memastikan nasib anaknya, dan simbol menjamin anaknya memperoleh kehormatan. Ketiga, simbol kuasa wanita Jawa pada tokoh Ken Dedes sebagai narapati digambarkan melalui dua aspek, yaitu simbol dalam menggeser takhta Tunggul Ametung meliputi simbol keyakinannya menjadi pemenang atau penguasa Tumapel, simbol mendapat gelar Dewi Kebijaksanaan, dan simbol kecerdikan Ken Dedes. Simbol diangkat menjadi penguasa kerajaan meliputi simbol kerja sama dengan Ken Arok dan simbol pengangkatan dirinya menjadi menjadi pengusa tertinggi di Tumapel.
Simpulan dalam penelitian ini yang ditunjukkan melalui kata, kalimat, dan narasi menjelaskan simbol-simbol kuasa wanita Jawa yang dimiliki oleh tokoh Ken Dedes dalam novel Arok Dedes dan Ken Arok dan Ken Dedes:Pertumpahan Darah Menuju Singgasana. Simbol kuasa wanita Jawa tersebut diperoleh melalui perannya sebagai paramesywari, ibu rumah tangga, dan narapati. Selain itu, simbol-simbol kuasa wanita yang terdapat dalam kedua novel tersebut sebagai penggambaran (representasi) terhadap pemerolehan kekuasaan yang dimiliki oleh wanita Jawa.
Kata Kunci: Representasi, Simbol, Kuasa Wanita Jawa, Ken Dedes. | en_US |