Pengaruh Penggunaan Batu Kapur Bukit Jeddih Bangkalan Madura sebagai Pengganti Agregat Halus pada Campuran Aspal Beton HRS-WC
Abstract
Seiring meningkatnya lalu lintas jalan belakangan ini ditambah dengan kurangnya mencukupi dana pemeliharaan perkerasan jalan dapat mempercepat tingkat kerusakan jalan. Untuk mengurangi kerusakan tersebut diperlukan tindakan antara lain dengan peningkatan pemeliharaan jalan, perbaikan desain perkerasan jalan dan meningkatkan kualitas perkerasan jalan.
Aspal merupakan material berwarna hitam kecoklatan dan bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan mencair apabila mendapat cukup pemanasan. Sifat viskoelastis ini yang membuat aspal dapat menyelimuti dan menahan agregat supaya tetap pada tempatnya selama proses produksi dan masa pelayanan.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui karakteristik marshall. Dalam penelitian ini menggunakan campuran batu putih Bukit Jeddih Bangkalan Madura sebagai agregat halus pada aspal beton HRS-WC. Penelitian ini dilakukan dengan cara menambah campuran batu putih pada agregat halus . Untuk pengujian ini dilakukan dengan cara kering (dry process).
Sebelum pencampuran batu putih, terlebih dahulu membuat benda uji dari gradasi batas tengah. Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) yang diperoleh dari kelompok benda uji yaitu sebesar 8,5%. Kemudian dilakukan penambahan campuran pada agregat halus yaitu 25%, 50%, 75% dan 100% dari berat agregat halus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik marshall terbaik adalah pada tambahan campuran batu putih 25% yaitu dengan nilai stabilitas 1518,353 kg. Akan tetapi semua presentase batu putih dalam penelitian ini seperti nilai VMA, VIM, VFA, Stabilitas, Kelelehan (flow), Marshall quotient (MQ) telah memenuhi spesifikasi Bina Marga 2018 meskipun nilai tidak stabil atau naik turun.
Kata kunci: HRS-WC, Aspal, KAO, Batu Putih