dc.description.abstract | Karya sastra merupakan bagian dari kehidupan yang diabadikan oleh pengarang dari sebuah pemikiran, pengalaman, kejadian dan berbagai bentuk peristiwa yang diamati . Karya sastra sangat erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat, oleh karena itu pengarang menulis dari hal-hal yang terjadi pada kehidupan yang dialami dan kehidupan masyarakat entah dahulu, sekarang ataupun imajinasi tentang masa depan.
Gerakan feminisme adalah suatu gerakan para wanita untuk menolak segala sesuatu yang menyimpang dari masyarakat, dan merendahkan perempuan dari sebuah budaya yang dominan, dominan dalam bidang politik, dibidang ekonomi dan bidang sosial pada umumnya. Fenomena ketidakadilan gender antara laki-laki dan perempuan sudah terjadi secara turun temurun dari jaman dahulu, sehingga fenomena tersebut menjadi sebuah tradisi atau bahkan sebuah kebiasaan yang pada akhirnya membuat perbedaan gender diyakini sebagai kodrat yang diterima pada masyarakat hingga saat ini.
Keberadaan cerpen melalui sastra digital sangat membantu pengarang untuk mengubah status sosial yang beredar di masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat ketika sastra cerpen tersebut dikenal oleh masyarakat luas. Cerpen pada saat ini cukup populer dibandingkan karya sastra lainnya karena penyampaiannya yang cukup mudah dijumpai, seperti pada media cetak maupun media elektronik. Media di Indonesia seperti koran biasanya terdapat banyak sekali cerpen cerpen yang di terbitkan, salah satunya adalah cerpen kompas. Siapa yang tidak tahu cerpen kompas, semua orang mengetahuinya. Terlebih lagi penikmat sastra, bagi penikmat sastra yang paling ditunggu adalah ketika kompas menerbitkan cerpennya setiap minggu dalam satu bulan.
Hasil penelitian yang pertama membahas tentang kepengarangan feminitas sastra pada cerpen kompas periode Januari-Desember 2021. Kepengarangan feminitas ini dibagi menjadi empat aspek, yaitu cara pengarang membuat alur cerita, cara mengarang menggambarkan watak tokoh, cara pengarang membuat konflik cerita, dan cara pengarang menggambarkan sudut pandang.
Selanjutnya, pembahasan tentang isu-isu feminitas sastra pada cerpen kompas periode Januari-Desember 2021. Isu-isu feminitas ditemukan tiga aspek didalamnya, yaitu Hostile Sexsim, Benefolent Sexsim, dan Ambivalent Sexsim. Hostile Sexsim adalah isu feminitas yang disebut seksisme bermusuhan, yang mengacu pada keyakinan dan perilaku yang secara terbuka memusuhi sekelompok orang berdasarkan jenis kelamin atau gender. Selanjutnya Benefolent Sexsim mencakup pandangan dan perilaku yang membingkai perempuan sebagai seorang yang polos, bersih, peduli dan mengayomi, rapuh dan membutuhkan perlindungan, dan cantik. Lalu yang terakhir adalah Ambivalent Sexsim menjadikan adanya kondisi dimana terdapat suatu hubungan ketergantungan yang kompleks antara laik-laki dan perempuan yang mendukung perspektif ekstrim dari sexism.
Hasil penelitian yang ketiga membahas tentang kedudukan perempuan pada cerpen kompas periode Januari-Desember 2021. Perempuan memiliki peran dan kesempatan yang samak dengan laki laki dalam memenuhi haknya sebagai seorang individu.Kepribadian dan sifat seorang perempuan akan menjadi tolak ukur dalam sebuah pandangan.Sebagai contoh dari peran perempuan yang disajikan dalam suatu karya sastra.Feminitas juga bukan semata mata hanya dimiliki perempuan tetapi juga dimilik oleh laki-laki.Feminitas hanya memiliki satu tujuan yaitu mewujudkan adanya keseimbangan dan interelasi gender.
Kata Kunci : Feminitas, Sastra Pandemi, Cerpen Kompas | en_US |