Studi Perencanaan Jaringan Irigasi Desa Posangke Kabupaten Morowali Utara
Abstract
Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kecamatan Bungku Utara desa Posangke mempunyai kemampuan sumber energi air serta kemampuan lahan pertanian yang belum dibesarkan. Sehingga kurang optimalnya pengunaan air irigasi dan juga pola tata tanam yang kurang baik dikarenakan masih belum sempurnanya infrastruktur pertanian serta belum sempurnanya sistem pembangunan khususnya pada lahan irigasi desa. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah telah berupaya dengan menggunakan sumber dana dari dalam maupun dari luar negeri, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Program Peningkatan/Rehab Derah Irigsi oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Morowali Utara kegiatan tersebut merupakan salah satu dasar utama yang dapat meningkatlan perekonomian masyarakat pedesaan secara umum. Metode yang digunakan dalam analisis data untuk menghitung ketersediaan air digunakan F.J Mock dengan bantuan kalibrasi program Microsoft Excel berupa program Solver, dan untuk menghitung kebutuhan air irigasi digunakan metode FAO yang diambil dari panduan Kriterian Perancangan 01 dengan lama penyiapan lahan 30 hari , nilai WLR 1,65 mm/hari dan perkolasi sebesar 2 mm/hari dan curah hujan rata-rata dihitung menggunakan Poligon Thiessen. Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan debit andalan 80%, total keandalan yang didapatkan dalam periode satu tahun adalah 306,01 m3/detik . Berdasarkan pemilihan 8 alternatif Pola Tata Tanam yang memiliki perbedaan awal tanam padi dimulai dari September periode I sampai Maret periode II, dipilih alternatif VII karena memiliki hasil kebutuhan air bersih (Net Field water Requirement) rerata yang paling kecil. Sehingga menghasilkan kebutuhan air irigasi dalam setahun sebesar 44.963.624.448,02 liter atau 44.963.624,45 m3. Dari perhitungan debit yang di lakukan kepada 5 saluran, total nilai debit dari ke 5 saluran sebesar 5,863 m3/detik. Dari perhitungan dimensi saluran sekunder dengan bentuk penampang trapesium, didapat tinggi muka air dasar saluran sekunder (h) 0,9 m, lebar dasar saluran (b) 1,8 m dengan kemiringan talud (m) 1, tinggi jagaan 0,5 m, luas penampang (A) 2,5 m2, keliling basah (P) 4,5 m, radius hidrolis (R) 0,6 m, kecepatan aliran (V) 0,5 m/detik dan debit aliranya (Q) 1,2, untuk dimensi saluran dua dan seterusnya dapat dilihat pada tabel 4.42. Perhitungan Dimensi Saluran.
Kata Kunci : F.J Mock, Irigasi, Pertanian, Debit, Desa, Kabupaten Morowali Utara.