dc.description.abstract | Keterampilan menulis teks berita merupakan sebuah keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan sejak dini karena menulis mempunyai peranan yang sangat penting diera sekarang, proses belajar siswa tidak terlepas dari keterampilan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang aktif produktif (menghasilkan) yang digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis teks berita lebih sulit dari pada keterampilan berbahasa lainnya karena tidak datang secara otomatis melainkan memerlukan latihan dan kebiasaan, menulis tidak hanya menuangkan ide akan tetapi menjelaskan maksud dan makna.
Permasalahan yang ada adalah bagaimana peningkatan keterampilan menulis teks berita melalui metode peta konsep, serta bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VIII MTs Noor Rochmat kabupaten Malang setelah pembelajaran keterampilan menulis teks berita melalui metode peta. Tujuam dari penelitian ini adalah Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis teks berita melalui metode peta konsep dan mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VIII MTs Noor Rochmat kabupaten Malang setelah pembelajaran keterampilan menulis teks berita melalui metode peta konsep. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi manfaat bagi guru, siswa dan sekolah untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Penelitian ini menggunakan penelitan tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII MTs Noor Rochmat Lawang. Dalam penelitian ini dilakukan selama tiga tahap yaitu prasiklus, siklus I, siklus II. Teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara kuantitatif (tes ) dan kualitatif (nontes). Data tes menunjukkan hasil menulis teks berita, sedangkan data kualitatif menunjukkan hasil data nontes yaitu observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata – rata kelas pada prasiklus adalah 47,8, sedangkan pada siklus I adalah 66,4, serta pada tahap siklus II mencapai 76,9. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari tahap prasiklus hingga siklus II mencapai 29%. Secara rinci nilai rata- rata pada aspek kelengkapan unsur berita tahap prasiklus adalah 32,2, pada siklus I adalah 61,7, sedangkan pada tahap siklus II adalah 80. Pada aspek keruntutan isi jelas (pemaparan) tahap prasiklus adalah 51,7, pada siklus I adalah 61,7, sedangkan untuk siklus II adalah 76,6. Pada aspek penggunaan kalimat efektif pada tahap prasiklus adalah 46,7, pada siklus I 63,3, sedangkan untuk tahap siklus II adalah 71,7. Pada aspek pilihan kata (diksi) tahap prasiklus adalah 51,7, pada tahap siklus I adalah 60. Sedangkan pada tahap siklus II adalah 71,7. Pada aspek kemenarikan judul pada tahap prasiklus adalah 53,3, pada tahap siklus I adalah 90, sedaangkan pada siklus II adalah 83,3. Pada aspek penggunaan tanda baca pada tahap prasiklus adalah 51,7, pada tahap siklus I adalah 60, sedangkan pada siklus II adalah 68,3%.
Berdasarkan dari hasil data nontes, siswa terlihat bahwa mengalami perubahan perilaku. Siswa pada tahap prasiklus menunjukkan sikap yang kurang baik seperti, bergurau, berbicara dengan teman lain pada waktu pembelajaran berlangsung. Pada tahap siklus I dan siklus II sudah mulai ditunjukkan sikap baik siswa, seperti antusias dan kesiapan siswa ketika mengikuti pelajaran berjalan dengan baik, tidak berbicara dengan teman lebih diam ketika didalam kelas. Siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran, serta metode yang digunakan peneliti mendapat respon baik dari seluruh siswa. Metode peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis teks berita. Dalam hal ini, guru, siswa dan sekolah sebaiknya memilih menggunakan metode peta konsep untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis teks berita serta meningkatakan prestasi belajar siswa.
Kata Kunci : Keterampilan Menulis Teks Berita, Metode Peta Konsep | en_US |