Show simple item record

dc.contributor.authorAzizah D., Faqihatul
dc.date.accessioned2022-11-24T06:11:57Z
dc.date.available2022-11-24T06:11:57Z
dc.date.issued2022-08-05
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/6015
dc.description.abstractFaqihatul Azizah Devitasanti, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang, Juli 2022. Pengaruh Usia Tua Terhadap Kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) Dan Massa Otot Menggunakan Bioelectrical Impedence Analysis (BIA) Pada Wanita Sehat Di Kota Malang. Pembimbing 1 : dr. Rahma Triliana, M.Kes., PhD Pembimbing 2 : dr. Fitria Nugraha Aini., M.Biomed Pendahuluan: Penuaan merupakan proses alami individu yang ditandai dengan penurunan fungsi tubuh, salah satunya massa otot. Penurunan massa otot dapat dievaluasi dengan metode Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). BIA merupakan metode untuk menilai komposisi tubuh mulai dari massa air, massa lemak, massa tulang dan juga massa otot. Metode tersebut digunakan pada timbangan yang terhubung aplikasi MiFit di Handphone, bentuknya portable, mudah digunakan, dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil keseluruhan. Namun, pemeriksaan tersebut kurang akurat sehingga perlu ditambah pemeriksaan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT). SGOT dapat menjadi marker penurunan massa otot dengan mendeteksi adanya kerusakan otot yang akan meningkatkan kadar SGOT. Penelitian yang menggabungkan evaluasi massa otot dengan metode BIA dan SGOT belum ada, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Descriptive Analityc Cross Sectional dengan sampel wanita dewasa muda 19-23 tahun (n=40) dan lansia 59-66tahun (n=40). Penilaian massa otot dilakukan dengan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dan kadar SGOT diukur dengan metode spektrofotometri dengan sistem kinetik enzimatik. Data dianalisa dengan uji Mann-Whitney dan dilanjutkan dengan uji korelasi Spearman nilai p<0.05 dianggap signifikan. Hasil dan Pembahasan: Nilai rata-rata massa otot wanita dewasa muda 34.302 ± 3.677 dan lansia 35.862 ± 3.674 (p=0.088). Nilai rata-rata kadar SGOT wanita dewasa muda adalah 18.78 ± 8.113 dan lansia 20.65 ± 4.583 (p=0.004). Hasil korelasi usia dengan massa otot tidak memiliki korelasi r=-0.143 (p=0204), sedangkan usia dengan SGOT memiliki korelasi lemah r=0.260 (p=0.020). Hal ini diduga terjadi karena pengaruh dari aktifitas fisik yang cukup baik sehingga massa otot tetap terjaga, akan tetapi adanya kemungkinan kerusakan sel pada organ lain yang mengalami penuaan dapat terdeteksi dengan adanya peningkatan kadar SGOT. Kesimpulan: Penuaan meningkatkan kadar SGOT namun tidak mempengaruhi massa otot wanita sehat di Kota Malang Kata Kunci : Usia, penuaan, SGOT, massa otot, BIAen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectUsiaen_US
dc.subjectpenuaanen_US
dc.subjectSGOTen_US
dc.subjectmassa ototen_US
dc.subjectBIAen_US
dc.titlePengaruh Usia Tua Terhadap Kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Massa Otot Menggunakan Bioelectrical Impedence Analysis (BIA) pada Wanita Sehat di Kota Malangen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record