dc.description.abstract | Perkembangan ekonomi dan teknologi komunikasi yang sangat pesat memberikan begitu banyak kemudahan dalam dunia bisnis. Hal ini terlihat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dan berkembang dengan memanfaatkan fasilitas teknologi. Selain itu, perkembangan bisnis ini juga berdampak pada meningkatnya daya saing antar perusahaan sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strateginya. Salah satu bentuk perusahaan dalam menunjang kinerja perusahaan adalah dengan bergabung di Pasar Modal.
Berdasarkan survei yang dilakukan BEI, Nielsen, dan Universitas Indonesia, diketahui bahwa usia muda berpotensi besar menjadi investor saham. Dari hasil studi tersebut ternyata pemilikan saham mulai menjadi bagian gaya hidup masyarakat. Tren dalam membeli barang-barang mewah dan bermerek untuk dijadikan instrument investasi mulai menyurut. Belakangan ini, publik kembali melirik investasi di pasar modal melalui share saving. Hal ini tak lepas dari gerakan kampanye yang dilakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berbagai hasil penelitian mengenai minat mahasiswa untuk berinvestasi di pasar modal dinilai masih variatif; antara lain berdasarkan hasil analaisis asumsi klasik dan analaisis regresi linier sederhana yang dilakukan oleh Rizki Chaerul Pajar membuktikan bahwa motivasi investasi dan pengetahuan tentang investasi dapat mempengaruhi minat mahasiswa FE UNY untuk berinvestasi di pasar modal. Sementara itu menurut Daniel Raditya, dkk menjelaskan dalam tulisannya bahwa modal investasi minimal tidak berpengaruh terhadap minat investasi, sedangkan persepsi terhadap risiko dan return berpengaruh terhadap minat investasi, serta penghasilan tidak dapat memoderasi hubungan modal investasi minimal dengan minat investasi, return dengan minat investasi, serta persepsi terhadap resiko dengan minat investasi.
Kata Kunci : Persepsi Mahasiswa, Minat Investasi | en_US |