Pengaruh Paparan Merkuri (Hg) Terhadap Kurva Pertumbuhan dan Sensitivitas Staphylococcus Aureus Terhadap Beberapa Jenis Antibiotik
Abstract
Pendahuluan: Merkuri (Hg) adalah salah satu logam berat yang banyak digunakan secara legal maupun ilegal pada berbagai industri salah satunya adalah industri kosmetik (skin care). Penggunaan Hg pada kulit dalam jangka panjang dikhawatirkan dapat mempengaruhi salah satu normal flora di kulit yaitu Staphylococcus aureu. Staphylococcus aureus yang bertahan hidup dibawah paparan Hg akan beradaptasi dan berpotensi menyebabkan terjadinya resistensi pada antibiotik. Penelitian ini akan melihat pengaruh paparan Hg pada kurva pertumbuhan dan sensitivitas antibiotik bakteri Staphyloccus aureus.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium secara in vitro dengan melakukan pemaparan 7 (tujuh) konsentrasi Hg (0.05, 0.1, 0.2, 0.4, 0.8, 1.6 dan 3.2 ppm) pada koloni bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian bakteri tersebut dimasukan dalam spektrofotometri dengan panjang gelombang 600 nm selama 24 jam. Dari spektrofotometri akan didapatkan nilai absorbansi dan kurva pertumbuhan berserta waktunya yang akan digunakan untuk menghitung Lag Extention (LE) dengan membagi waktu fase lag kontrol dan fase lag perlakuan. Pada bakteri dengan pemanjangan fase lag dilakukan uji sensitivitas dengan metode disc-diffusion terhadap Amoxicillin, Kloramfenikol, Tetrasiklin, Meropenem dan Trimethoprim. Uji statistik data menggunakan uji Kruskal wallis, dikatakan signifikan jika (p-value<0.05).
Hasil dan Pembahasan: Pada 7 (tujuh) konsentrasi Hg yang dipaparkan terdapat 3 (tiga) konsentrasi yang menunjukan adanya pemanjangan fase lag, yaitu konsentrasi 0.05, 0.1 dan 0.2 ppm dengan nilai LE 1.3, 2 dan 2.6. Sedangkan 4 (empat) konsentrasi lainnya (0.4, 0.8, 1.6 dan 3.2 ppm) tidak menunjukan adanya pertumbuhan. Uji sensitivitas melalui zona inhibisi pada 5 (lima) antibiotik yaitu Amoxicillin, Kloramfenikol, Tetrasiklin, Meropenem dan Trimethoprim tidak didapatkan penurunan sensitivitas secara signifikan (p<0.05).
Kesimpulan: Paparan Hg dapat menyebabkaan pemanjangan fase lag pada kurva pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus, akan tetapi tidak menyebabkan penurunan sensitivitas antibiotik.
Kata kunci : Merkuri, Resistensi antibiotik, Staphylococcus aureus, Fase Lag