dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara pluralis artinya bahwa Indonesia adalah bangsa yang dihuni oleh beragam budaya, ras, suku, bahasa, adat-istiadat dan agama. Keberadaan toleransi sebagai nilai dasar yang saat ini sangat dibutuhkan untuk membangun dan memperkokoh kehidupan sosial dalam
masyarakat yang multikultur seperti Indonesia. Penanaman nilai-nilai toleransi dinilai sangat penting dilakukan terutama dalam lingkungan sekolah, hak ini dilakukan untuk menghindari adanya tindakan menyimpang dan deskriminasi. Dengan adanya penanaman nilai toleransi secara terus menerus, tanpa disadari nilai tersebut akan terus melekat pada diri siswa dan dapat terbentuknya karakter inklusif pada siswa yang dapat memposisikan dirinya di tengah-tengah keberagaman.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai toleransi apa saja dalam membentuk karakter inklusif pada siswa, proses internalisasi nilai-nilai toleransi dalam membentuk karakter inklusif pada siswa, dan model internalisasi nilai-nilai toleransi dalam membentuk karakter inklusif pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kota Probolinggo
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus dimana pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisa yang digunakan dalam penelitian ini ada empat tahap yakni: 1) pengumpulan data, 2) kondensasi data, 3) penyajian data, 4) dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: nilai-nilai toleransi dalam membentuk karakter inklusif pada siswa di SMA Negeri 4 Probolinggo yaitu nilai toleransi saling menghormati, saling menghargai, menerima keberagaman, terbuka pada perubahan, dan menghindari tindakan deskriminasi. Proses penanaman nilai-nilai toleransi di sekolah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sekolah diantaranya yaitu; kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dilakukan pada saat pertama kali siswa memasuki lingkungan sekolah, kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler, dan kegiatan pembiasaan. Proses internalisasai penanaman nilai toleransi tersebut dilakukan melalui 3 tahap yaitu; 1) tahap internalisasi nilai, 2) tahap transaksi nilai, 3) dan tahap transinternalisasi nilai. Model internalisasi nilai-nilai toleransi yang digunakan yaitu model penanaman nilai dogmatik, yang menekankan kepada interaksi sosial secara langsung antar kelompok dan juga menekankan kepada pengembangan kepribadian peserta didik. Selain itu, guru juga menggunakan pendekatan secara personal dengan memberi perhatian secara langsung kepada semua siswa, dan menggunakan metode keteladanan, serta strategi pembiasaan.
Kata Kunci : Nilai Toleransi, Karakter Inklusif | en_US |