Monograf Bioprospeksi Etnoekologi & Etnomedisin Sebagai Penunjang Konservasi Maritim Bangsring Underwater (BUNDER) Banyuwangi
View/ Open
Date
2019Author
AS, Nour Athiroh
Pujiwati, Istirochah
Hayati, Ari
Baidarus, Ahmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Interaksi manusia dengan alam tidak hanya berelasi subjek-objek.
Hubungannya berdialektis, artinya hubungan antara dua entitas
yang berbeda tersebut tak bisa dipisahkan satu sama lain karena
merupakan satu kesatuan. Manusia dengan alam saling berhubungan
secara internal, bukan hubungan yang dualistik. Manusia, sebagai
makhluk sosial dan alamiah secara aktif membentuk hubungannya
dengan alam melalui tindakan-tindakan praksis demi kelangsungan
hidupnya. Manusia mengubah alam, alam pun mengubah manusia.
Memang pembahasan manusia dan alam sangat kompleks dan rumit.
Kompleksitas ini tidak terlepas dari bagaimana paduan antara unsur
biotik dan abiotik yang ada di lingkungan masyarakat.
Usaha manusia untuk memodifikasi lingkungan dan memanfaat kannya demi kehidupan inilah yang dikenal dengan etnoekologi.
Etnoekologi berhubungan dengan bagaimana kelompok masyarakat
mengenal, mengubah, dan mengambil keuntungan dari ekosistemnya.
ix
Inilah ilmu yang menjembatani ilmu pengetahuan alam dan ilmu
pengetahuan sosial. Etnoekologi terkait erat dengan penelaahan
watak khas suatu daerah yang dihuni oleh masyarakat. Dalam kasus
ini ialah bagaimana masyarakat pesisir Bangsring (Banyuwangi)
yang menggantungkan hidup dari hasil laut Banyuwangi.
Di depan pembaca sudah hadir buku yang memuat etnoekologi
laut & pemanfaatan mimba sebagai etnomedisin di Bangsring Under water (Bunder) Banyuwangi. Semoga dengan hadirnya buku ini turut
memperluas wawasan memperluas wawasan kita tentang urgensi
perawatan ekosistem laut dan juga memiliki kegunaan dalam
meningkatkan pemahaman dan pengoptimalan pengupayaan
konservasi maritim demi merawat keadaan ekosistem laut di Indonesia
Selamat Membaca.