Show simple item record

dc.contributor.authorLestari, Oktavia Winda
dc.date.accessioned2023-03-04T02:42:45Z
dc.date.available2023-03-04T02:42:45Z
dc.date.issued2022-12-14
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/6633
dc.description.abstractKajian etnolinguistik merupakan gabungan dua ilmu yaitu, ilmu etnologi dan ilmu linguistik. Ilmu yang memelajari mengenai suku tertentu, budaya tertentu, dan seluk beluk bahasanya adalah kajian etnolinguistik. Adanya penggabungan ilmu, maka etnolinguistik merupakan kajian mengenai kebudayaan dan kebahasaan atau linguistik. Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan bentuk leksikon dan wujud kebudayaan dalam tradisi kuih ashura masyarakat Melayu Nakhon Si Thammarat Thailand. Penelitian ini didasarkan pada kajian teori etnolinguistik yang menjelaskan keterkaitan budaya dengan bahasa. Jenis penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Teknik dan metode dalam penelitian ini menggunakan teknik catat dan metode simak dalam penyebutan istilah atau percakapan saat tradisi kuih Ashura dilaksanakan masyarakat Melayu Nakhon Si Thammarat. Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan bahwa tradisi kuih ashura selalu dilaksanakan setiap tahun pada tahun baru Islam. Hasil penelitian menunjukkan adanya 12 bentuk monomorfemis, 9 bentuk polimorfemis, dan 2 wujud kebudayaan kuih ashura dalam masyarakat Melayu Nakhon Si Thammarat Thailand sebagai ide, nilai, norma, ketentuan, dan sebagai aktivitas masyarakat. The study of ethnolinguistics is a combination of two sciences, namely, ethnology and linguistics. The study of certain ethnic groups, certain cultures, and the intricacies of their language is ethnolinguistic studies. With the merging of knowledge, ethnolinguistics is the study of culture and language or linguistics. This study seeks to explain the form of the lexicon and the form of culture in the Kuih Ashura tradition of the Malay society of Nakhon Si Thammarat Thailand. This research is based on the study of ethnolinguistic theory which explains the relationship between culture and language. This type of research uses a qualitative descriptive type. The techniques and methods in this study use note taking techniques and the listening method in mentioning terms or conversations when the Kuih Ashura tradition is carried out by the Malay community of Nakhon Si Thammarat. This study seeks to explain that the Kuih Ashura tradition is always carried out every year in the Islamic New Year The results showed that there were 12 monomorphemic forms, 9 polymorphemic forms, and 2 forms of Kuih Ashura culture in the Malay society of Nakhon Si Thammarat as ideas, values, norms, provisions, and as community activities.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectkuih Ashuraen_US
dc.subjectmasyarakat melayu Thailanden_US
dc.titleLeksikon dalam Tradisi Kuih Ashura Masyarakat Melayu Nakhon Si Thammarat Thailand: Kajian Etnolinguistiken_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record