dc.description.abstract | Pendidikan Agama Islam, yang dilakukan secara kaku, monoton, dogmatik,
doktriner, dan teologis normatif, cenderung melahirkan output yang tidak peka
terhadap kemajemukan, bahkan dapat mengarah pada sikap intoleransi dan
radikalisme. Karena itu PAI berbasis multikultural dianggap satu mata pelajaran
yang tepat diberikan kepada siswa. Idealnya sikap agama berbasis multikultural
harus dididik sewaktu kecil, usia sekolah dasar.. Usia 5-12 adalah rentang waktu
yang tepat untuk menerapkan pendidikan agama Islam multikultural. Karena itu
peneliti ingin membidik bagaimana idealnya penerapan pembelajaran PAI yang
dilakukan di sekolah dasar, yaitu SD Taman Harapan dan SD Bina Budi Mulia
Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan nilai-nilai
pendidikan agama Islam multikultural yang dijadikan pedoman dalam
perencanaan pembelajaran PAI; 2) menganalisis proses pelaksanaan pembelajaran
PAI berbasis multikultural; dan 3) menganalisis evaluasi pembelajaran PAI
berbasis multikultural, yaitu di SD Taman Harapan dan SD Bina Budi Mulia kota
Malang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis. Pendekatan fenomenologi yang peneliti lakukan terhadap dua
sekolah tersebut berperan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan fenomena
yang terjadi pada komunitas sekolah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis
data digunakan analisis spiral Cresswell.
Hasil penelitian menunjukkan , pertama: Perencanaan Pembelajaran PAI di
SD Taman Harapan dan SD Bina Budi Mulia dimulai dari melakukan internalisasi
dari kebijakan sekolah, yaitu visi, misi, tujuan, dan kegiatan/ program sekolah,
yang diturunkan menjadi perencanaan pembelajaran PAI. Di SD Taman Harapan,
guru PAI menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang telah
ditetapkan pemerintah, dan dipadukan dengan konteks lingkungan sekolah yang
multikultural. Guru PAI memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan oleh sekolah
untuk setiap agama, sebagai pembelajaran bagi siswa. Adapun nilai-nilai
multikultural yang menjadi pedoman dalam perencanaan pembelajaran PAI yaitu;
1) Nilai kebersamaan;2) Nilai toleransi; 3) Nilai saling menghormati/ menghargai;
4) Nilai saling berbagi dan tolong-menolong; 5) Nilai non-diskriminasi; 6) Nilai
kesetaraan; 7) Nilai pemaaf; 8) Nilai damai; dan 9) Nilai demokrasi. Di SD Bina
Budi Mulia, perencanaan pembelajaran PAI yang dilaksanakan guru
mengakomodir konteks sekolah yang multi agama dan etnik, untuk diterapkan dalam pembelajaran. Guru PAI merencanakan untuk mengajari siswanya secara
khusus dengan memberikan pelajaran tambahan atau les, khususnya baca al- Qur’an dan memperkuat pemahaman siswa terhadap Islam dengan mengajari
rukun Islam dan rukun Iman secara privat. Pada aspek ini nilai religius sangat
ditekankan guru. Nilai-nilai multikultural yang terkandung dalam perencanaan
pembelajaran PAI secara spesifik adalah; 1) Nilai peduli; 2) Nilai kerjasama; 3)
Nilai saling menghormati/ menghargai: 4) Nilai toleransi, dan 5) nilai religius. Kedua, praktik integrasi nilai multikultural yang dilakukan guru PAI pada dua
sekolah tersebut dilakukan secara aditif dan kontributif. Di SD Taman Harapan,
integrasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran PAI dilakukan dengan tiga
pendekatan yaitu, pendekatan formalistik, pendekatan internalisasi informal, dan
pendekatan sosio-kulturalistik. Di SD Bina Budi Mulia, integrasi nilai-nilai
multikultural dilakukan melalui tiga cara, yaitu pendekatan formalistik,
internalisasi informal, dan pendekatan individual. Ketiga, evaluasi pembelajaran
PAI di di dua sekolah memuat nilai-nilai multikultural. Di SD Taman Harapan,
instrumen penilaian yang dilakukan oleh guru PAI mengandung nilai-nilai
multikultural yaitu nilai kerjasama, tolong menolong, peduli sesama,
kebersamaan, kekompakan, damai, dan rukun. Domain penilain terbagi dalam tiga
kategori yaitu pengetahuan, sikap dan psikomotorik. Pada tiga domain tersebut
guru PAI mencantumkan nilai-nilai multikultural, terutama pada sikap (afektif)
siswa | en_US |