Abstract:
Iva Nurdiani. Fakultas Kedokteran. Universitas Islam Malang, 28 Novermber 2022. Pemberian Nikel Memperpanjang Fase Lag Kurva Pertumbuhan Namun Tidak Menurunkan Sensitivitas S. Aureus Pada Antibiotik. Pembimbing 1: Noer Aini. Pembimbing 2: Rio Risandiansyah.
Pendahuluan: Penggunaan nikel berpotensi mengontaminasi lingkungan dan berpengaruh pada populasi bakteri di alam. Nikel pada dosis tertentu masih digunakan oleh bakteri, namun akan bersifat toksik dan dapat menyebabkan kerusakan DNA yang mempengaruhi proses adaptasi dan pertumbuhan dari bakteri yang dapat dilihat dari fase lag, ini dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya resistensi antibiotik.
Metode: Penelitian eksperimental in vitro menggunakan bakteri S.aureus sebanyak 104 CFU yang dipaparkan dengan nikel dosis bertingkat yakni 1.95; 3.9; 7.8; 15.6; 31.25; dan 125 ppm. Fase lag kurva pertumbuhan didapatkan melalui pengukuran tingkat kekeruhan bakteri menggunakan spektrofotometeri dengan panjang gelombang OD600nm secara berkala selama 24 jam. Hasil diplotkan pada kurva pertumbuhan dengan Microsoft Excel. Uji sensitivitas antibiotik menggunakan metode disk diffusion pada antibiotik standar selama 24 jam yang diulang sebanyak tiga kali pengulangan. Hasil dianalisa dengan Wilcoxon test (p<0,5) dan Spearmen test (p<0,05) dianggap signifikan.
Hasil dan Pembahasan: Fase lag kurva pertumbuhan bakteri S.aureus dalam observasi didapatkan pemanjangan di jam ke 10, 12, dan 14 pada dosis nikel secara berturut turut 1,95; 3,9; dan 7,8 ppm. Uji sensitivitas antibiotik trimethoprim, amoxicillin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan meropenem tidak didapatkan adanya perubahan yang signifikan. Hal ini diduga karena tidak semua mutasi dapat menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik.
Kesimpulan: bakeri S.aureus mengalami pemankangan fase lag pada kurva pertumbuhan, namun tidak terjadi penurunan sensitivitas antibiotik
Kata kunci : Resistensi Antibiotik., Fase lag., Nikel., Staphylococcus aureus