Show simple item record

dc.contributor.authorPradana, Dafa Agmi
dc.date.accessioned2023-05-11T02:15:57Z
dc.date.available2023-05-11T02:15:57Z
dc.date.issued2023-02-17
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/7153
dc.description.abstractManusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya tidak pernah lepas dari kegiatan tindak tutur. Tindak tutur adalah kegiatan yang tidak lepas dari peran bahasa. Bahasa menjadi penghubung terbaik dalam tindak tutur masyarakat. Di Indonesia, bahasa terdiri dari berbagai ragam. Ada bahasa Ibu yang merupakan bahasa pertama dikuasai oleh seseorang, kemudian bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua setelah bahasa Ibu. Perkembangan bahasa yang mengikuti kemajuan zaman, membuat masyarakat juga menguasai kosa kata bahasa asing untuk dituturkan dalam proses tindak tuturnya. Berbagai fenomena bahasa sering dijumpai baik diberbagai tempat. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup. Tanpa adanya komunikasi, kehidupan akan menjadi hampa dan sepi. Komunikasi adalah proses berbagi makna secara berkesinambungan dan dinamis di antara pelaku pelaku komunikasi melalui lambang-lambang verbal maupun nonverbal, bermedia maupun tidak, dimana masing-masing pihak dapat saling memberikan pengaruh secara timbal balik. Keterampilan dalam komunikasi bukanlah bawaan dari lahir melainkan dipelajari agar manusia dapat menjalin hubungan dengan orang lain secara berkualitaas. Kemajuan Teknologi digital saat ini memudahkan untuk menyebarluaskan informasi. Komunikasi dan penyampaian informasi yang baik harus sesuai dengan data atau fakta yang ada sehingga informasi yang diterima dapat dipahami dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana alih kode terjadi dalam komunikasi pemandu wisata dan wisatawan nusantara Gunung Bromo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah observasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori milik Djojosuroto dan Sumaryati. Fokus penelitian ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi alih kode dan bentuk alih kode. Hasil penelitian yang pertama membahas tentang faktor yang mempengaruhi alih kode dalam komunikasi pemandu wisata dan wisatawan nusantara Gunung Bromo. Faktor yang mempengaruhi alih kode dibagi menjadi empat, yaitu faktor penutur, faktor hadirnya penutur ketiga, faktor pembangkitan selera humor, dan faktor kedekatan penutur dan mitratutur. Pada faktor-faktor tersebut, alih kode terjadi disebabkan oleh faktor sosial dan situsional. Hasil penelitian kedua membahas tentang bentuk alih kode dalam komunikasi pemandu wisata dan wisatawan lokal Gunung Bromo. Bentuk alih kode ini dibagi menjadi dua, yaitu alih kode formal dan alih kode informal. Pada alih kode formal terdapat sebuah penyebutan suatu nama tempat dan sebuah filosofi sebuah tempat. Pada alih kode informal terdapat pembahasan diluar topik dan pembahasan-pembahasan tidak resmi. Bentuk alih kode yang ditemukan pada penelitian ini dijabarkan sesuai dengan bentuk-bentuk yang terdapat pada komunikasi tersebut. Kata kunci: Komunikasi, Alih Kode, Gunung Bromoen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectKeguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiaen_US
dc.subjectKomunikasien_US
dc.subjectAlih Kodeen_US
dc.subjectGunung Bromoen_US
dc.titleAlih Kode dalam Komunikasi Pemandu Wisata dan Wisatawan Nusantara Gunung Bromoen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record