dc.description.abstract | Dalam konteks pendidikan agama, paradigma multikultural perlu menjadi
landasan utama penyelenggaraan proses belajar-mengajar. Adanya fakta bahwa
terdapat batasan-batasan kultural yang kaku mengenai etnik dan budaya di dalam
suatu sekolah. Budaya yang berbeda inilah dapat menimbulkan konflik budaya,
yang hanya dapat dimediasi dan direkonsiliasi melalui efektifitas proses
intruksional yang mencerahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
peserta didik dan juga untuk menciptakan keharmonisan dalam perbedaan.
Pendidikan multikultural sangat memperjuangkan tentang multikultural agama,
anti diskriminasi ras dan etnis. Pendidikan Islam sedang mendapat tantangan
karena ketidakmampuannya menciptakan kesadaran masyarakat akan pendidikan
multikultural yang meniscayakan multietnik, dan agama. Materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang diajarkan tentunya harus menyentuh dan
bermuatan multikulturalitas. Pendidikan multikultural merupakan respons
terhadap perkembangan zaman yang semakin kompleks, dimana egosentrisme,
etnosentrisme, dan chauvinisme yang pada gilirannya memunculkan klaim
kebenaran terus menggejala pada masing-masing individu. Dengan demikian,
pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah menghargai perbedaan. Nilainilai pendidikan multikultural yang ditanamkan diantaranya yaitu nilai toleransi,
nilai demokrasi, mendahulukan dialog (aktif), cinta tanah air, nilai kesetaraan atau
kesamaan, nilai tolong menolong, nilai keadilan, dan berbaik sangka.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1).
eksternalisasi nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pembelajaran pendidikan
agama islam berbasis multiagama di SMKN 3 Kabupaten Pamekasan, 2).
objektivasi nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pembelajaran pendidikan
agama islam berbasis multiagama di SMKN 3 Kabupaten Pamekasan, dan 3).
internalisasi nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pembelajaran pendidikan
agama islam berbasis multiagama di SMKN 3 Kabupaten Pamekasan.
Metode penelitian yang peneliti gunakan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, artinya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Kemudian
dalam mengambil data menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi
serta pengumpulan data dari berbagai sumber yang berkaitan. Data tersebut
melibatkan tiga komponen analisis, yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2)
penyajian data (data display), dan (3) penarikan kesimpulan (verification).
Hasil penelitian menunjukkan: pertama eksternalisasi, yaitu penyesuaian
diri dengan budaya dan pendidikan yang ada di lembaga. Pihak sekolah
memandang bahwa toleransi antar umat beragama dalam pergaulan sehari-hari
adalah penting, selain juga mengajarkan agar peserta didik berbuat baik kepada
xviii
sesama, sehingga peserta didik terbiasa disiplin dan tertib sesuai peraturan sekolah
serta bertindak sesuai dengan etika moral. Kedua objektivasi, yaitu sebuah
interaksi antara guru dan murid saat menjalankan proses pendidikan, dan guru
memberikan contoh hal yang baik kepada peserta didik dengan berperilaku sopan
santun dan saling menghormati. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik, khususnya nonmuslim untuk tidak mengikuti atau mengikuti kegiatan
pembelajaran pendidikan agama islam di dalam kelas. Selain itu, guru PAI
memandang seluruh siswa sama, yakni sama-sama menuntut ilmu. Ketiga
internalisasi, yaitu individu mengidentifikasikan diri dengan lembaga, peserta
didik merasa pendidikan sekolah multikultural menjadi bagian dari dirinya
sehingga menjalankan tanpa ada paksaan dengan peserta didik menirukan hal
yang diberikan guru pada peserta didik. Lingkungan sekolah yang sedemikian
rupa tercipta dan terkondisikan di SMKN 3 Pamekasan telah mendukung
sosialisasi nilai-nilai keberagaman pada siswa. Keberagaman yang berada di
sekitar mereka khususnya di lingkungan sekolah, membuat siswa dengan baik
mengerti mengenai gambaran nyata keberagaman itu sendiri. Di samping itu,
Penciptaan lingkungan sekolah yang beragam dari latar belakang siswa, baik
sosial, budaya maupun kemampuan individu. Keberagaman yang ada di sekitar
lingkungan sekolah membuat siswa mengenal dan belajar menerima satu sama
lain. Sehingga siswa SMKN 3 Pamekasan sudah memiliki kesadaran mengenai
pentingnya toleransi terlihat dari cara mereka bersosialisasi dengan siswa yang
berbeda agama dan kerjasama yang baik didalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan keagamaan. Selain itu kesadaran toleransi antar siswa juga diwujudkan
dalam suasana lingkungan yang kondusif, terbukti sampai saat ini belum
ditemukan masalah mengenai agama. | en_US |