Show simple item record

dc.contributor.authorFerdianto, Hasbilah Ahmad
dc.date.accessioned2020-12-05T02:38:01Z
dc.date.available2020-12-05T02:38:01Z
dc.date.issued2020-08-06
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/750
dc.description.abstractManusia menguasai dua bahasa atau lebih dalam hidupnya sehingga disebut dengan diwbahasawan. Proses komunikasi manusia dengan beragam bahasa mendorong munculnya masyarakat yang bilingual atau multilingual. Fenomena kedwibahasaan menimbulkan penggunaan unsur-unsur antarbahasa yang disebut alih kode dan campur kode. Gastronomi merupakan topik tuturan yang kerap diperbincangkan antara penutur dan mitra tutur sebab berkaitan dengan pangan yang merupakan kebutuhan sehari-hari. Perpustakaan Trotoar Malang menjadi salah satu ruang publik yang dapat dijadikan untuk melangsungkan perbincangan gastronomi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dan bentuk campur kode, serta faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode perbincangan gastronomi di Perpustakaan Trotoar Malang. Pendekatan studi yang dipakai yakni kualitatif deskriptif. Studi ini mengkaji fenomena tutur alih kode dan campur kode yang dilakukan subjek penjaga dan pengunjung di Perpustakaan ini mendeskripsikan temuan penelitian berupa transkripsi percakapan tentang gastronomi, yang dilandaskan pada situasi yang natural atau tidak dibuat-buat. Sumber data yang digunakan yakni penjaga dan pengunjung perpustakaan. Analisis data mengacu pada tahapan analisis meliputi identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan deskripsi data dengan memanfaatkan instrumen tabel penjaring data. Penelitian ini menghasilkan 21 tuturan yang diklasifikasikan ke dalam 1 bentuk alih kode dan 20 bentuk campur kode. Bentuk alih kode yakni berupa peralihan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Bentuk campur kode berupa penyisipan kata, penyisipan frasa, penyisipan klausa, serta penyisipan kata dan frasa. Faktor penyebab terjadinya alih kode yakni faktor penutur yang bertujuan untuk mengimbangi lawan tutur, sedangkan faktor penyebab terjadinya campur kode yakni faktor penutur bertujuan menunjukkan kemampuannya, berlatar belakang pada kebahasaan karena keterbatasan penggunaan kode, karena bertujuan, dan faktor kebiasaan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectAlih Kodeen_US
dc.subjectCampur Kodeen_US
dc.subjectGastronomien_US
dc.subjectTuturanen_US
dc.titleAlih Kode dan Campur Kode dalam Perbincangan Gastronomi di Perpustakaan Trotoar Malangen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record