dc.description.abstract | Manusia menguasai dua bahasa atau lebih dalam hidupnya sehingga
disebut dengan diwbahasawan. Proses komunikasi manusia dengan beragam
bahasa mendorong munculnya masyarakat yang bilingual atau multilingual.
Fenomena kedwibahasaan menimbulkan penggunaan unsur-unsur antarbahasa
yang disebut alih kode dan campur kode. Gastronomi merupakan topik tuturan
yang kerap diperbincangkan antara penutur dan mitra tutur sebab berkaitan
dengan pangan yang merupakan kebutuhan sehari-hari. Perpustakaan Trotoar
Malang menjadi salah satu ruang publik yang dapat dijadikan untuk
melangsungkan perbincangan gastronomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dan
bentuk campur kode, serta faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode dan
campur kode perbincangan gastronomi di Perpustakaan Trotoar Malang.
Pendekatan studi yang dipakai yakni kualitatif deskriptif. Studi ini mengkaji
fenomena tutur alih kode dan campur kode yang dilakukan subjek penjaga dan
pengunjung di Perpustakaan ini mendeskripsikan temuan penelitian berupa
transkripsi percakapan tentang gastronomi, yang dilandaskan pada situasi yang
natural atau tidak dibuat-buat. Sumber data yang digunakan yakni penjaga dan
pengunjung perpustakaan. Analisis data mengacu pada tahapan analisis meliputi
identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan deskripsi data dengan memanfaatkan
instrumen tabel penjaring data.
Penelitian ini menghasilkan 21 tuturan yang diklasifikasikan ke dalam 1
bentuk alih kode dan 20 bentuk campur kode. Bentuk alih kode yakni berupa
peralihan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Bentuk campur kode berupa
penyisipan kata, penyisipan frasa, penyisipan klausa, serta penyisipan kata dan
frasa. Faktor penyebab terjadinya alih kode yakni faktor penutur yang bertujuan
untuk mengimbangi lawan tutur, sedangkan faktor penyebab terjadinya campur
kode yakni faktor penutur bertujuan menunjukkan kemampuannya, berlatar
belakang pada kebahasaan karena keterbatasan penggunaan kode, karena
bertujuan, dan faktor kebiasaan. | en_US |