Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Grice Pada Acara Mata Najwa
Abstract
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai sarana
mengekspresikan perasaan, pikiran dan ide kepada orang lain. Pada hakikatnya
manusia berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam melakukan
interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dapat berjalan dengan baik apabila
peserta tutur bersifat komunikatif dalam melakukan komunikasi sehingga pesan
dapat tersampaikan dengan efektif. Komunikasi dapat berjalan dengan lancar
apabila peserta tutur mematuhi prinsip kerja sama yang dicetuskan oleh Grice.
Peserta tutur hendaknya mengupayakan agar tuturannya mudah dimengerti, jelas,
padat, ringkas dan relevan dengan topik yang sedang dibahas. Tetapi faktanya kerap
kali terjadi komunikasi yang tidak mematuhi prinsip kerja sama, sebagaimana
tuturan-tuturan dalam acara Mata Najwa. Dalam acara tersebut terdapat tuturan
yang mematuhi dan melanggar prinsip kerja sama. Acara tersebut merupakan salah
satu acara talkshow yang menyajikan berbagai tuturan dengan keunikan bahasanya
dan karakteristik kalimat implisit yang dimunculkan, kerap kali terdapat tuturan
yang mengandung implikatur sehingga mitra tutur harus menafsirkan tuturan
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplanasi secara kritis pelanggaran pelanggaran yang dilakukan oleh pembawa acara dan narasumber pada acara
talkshow Mata Najwa.
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Dalam penelitian ini
peneliti bertindak sebagai instrumen utama atau pengamat penuh. Penelitian ini
dilakukan pada 25 Oktober sampai selesai. Peneliti mengamati bentuk-bentuk
pelanggaran yang dilakukan oleh peserta tutur dalam acara tersebut. Data dalam
penelitian ini adalah data verbal berupa kalimat atau kata-kata yang secara spesifik
melanggar dan mematuhi prinsip kerja sama Grice. Sumber data dalam penelitian
ini ialah dialog pada acara Mata Najwa yang diambil dari kanal youtube “Narasi
Newsroom” dengan judul “Adu kuat di demokrat” dan “Ribut Berebut Demokrat.”
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teori Fairclough yaitu deskripsi, interpretasi
dan eksplanasi. Validasi data dilakukan dengan beberapa cara yaitu kecermatan
pengamatan, kecakapan referensi dan pengecekan data dengan akurat dan tepat
sasaran serta relevan dengan kebutuhan hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dialog dalam acara Mata Najwa
terdapat tuturan yang mematuhi prinsip kerja sama Grice dan tuturan yang
melanggar. Pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama yang dilakukan meliputi
maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relasi dan maksim cara. Pelanggaran
yang dilakukan oleh peserta tutur memiliki tujuan dan fungsi yang beragam. Pelanggaran maksim yang dilakukan peserta tutur terdiri dari pelanggaran
maksim kuantitas, kualitas, relasi dan cara. Pelanggaran maksim kuantitas terjadi
karena tuturan tidak informatif, terlalu panjang atau terlalu pendek. Pelanggaran
maksim kualitas terjadi karena tuturan tidak sesuai fakta atau tidak disertai bukti
yang bisa dipertanggungjawabkan. Pelanggaran maksim relasi terjadi karena
tuturan yang disampaikan tidak ada kaitannya dengan pertanyaan lawan tutur atau
dengan topik pembahasan. Pelanggaran maksim cara terjadi karena tuturan yang
disampaikan tidak ringkas dan jelas, terlalu bertele-tele dan taksa.
Pelanggaran prinsip kerja sama yang dilakukan didominasi oleh
pelanggaran maksim kuantitas, relasi, kualitas dan paling jarang terjadi pelanggaran
maksim cara. Pelanggaran yang dilakukan peserta tutur memiliki beragam tujuan,
diantaranya menambah kejelasan informasi atau mengaburkan informasi,
menyindir atau mengejek, memohon atau memerintah. Fungsi pelanggaran yang
dilakukan ialah untuk mengabaikan tuturan, menipu atau memperdaya,
membenturkan aturan maksim dan mempermainkan tuturan untuk menciptakan
kelucuan