dc.description.abstract | Madrasah Aliyah Unggulan Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan Jombang
memiliki program jurusan takhossus Tahfidz Al-Qur’an pada jam KBM. Proses
pembelajaran tahfidz tersebut di alokasikan waktunya di dalam kurikulum
madrasah. Berdasarkan hasil pra-survey diketahui bahwa mata pelajaran Tahfidz
untuk pengalokasian waktunya mendapat porsi lebih banyak dari mata pelajaran
lain, sekitar 10 hingga 11 jam tatap muka, sehingga guru dapat menerapkan strategi
pembelajaran, dan metode yang variatif. Namun berdasarkan hasil observasi awal
di dalam kelas X jurusan Agama Tahfidz ada beberapa siswa yang masih belum
baik bacaannya ketika menyetorkan hafalan Al-Qur’an, baik dari segi makharijul
huruf maupun dari segi kaidah ilmu tajwid.
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka terdapat fokus penelitian
yakni: pertama, upaya guru tahfidz dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an siswa
kelas X di Madrasah Aliyah Unggulan Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan Jombang.
Kedua, mengenai kendala yang ditemukan selama upaya meningkatkan hafalan AlQur’an siswa kelas X berlangsung.
Untuk menyelesaikan dua permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tiga metode. Pertama, metode wawancara yang mana wawancara
tersebut peneliti lakukan dengan narasumber siswa kelas Agama Tahfidz, guru
tahfidz, wakil kepala madrasah bagian kurikulum, dan kepala madrasah. Kedua,
observasi yang mana peneliti langsung datang ke lokasi penelitian di Madrasah
Aliyah Unggulan Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan Jombang, untuk mengamati
pembelajaran tahfidz di kelas X jurusan Agama Tahfidz. Ketiga, dokumentasi
dalam hal ini peneliti mencari data dokumen resmi mengenai fokus penelitian.
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka ditemukan hasil penelitian dan
pembahasan sebagai berikut: pertama upaya yang dilakukan guru tahfidz untuk
meningkatkan hafalan Al-Qur’an siswa kelas X antara lain: pertama, guru tahfidz
melakukan pembiasaan ketika memulai pelajaran hingga akhir jam pelajaran seperti
tawassul kepada Rasulullah, membaca Al-Fatihah bersama, membaca sholat
kalamun qodim, membaca satu halaman dari qishorul suwar dengan dipimpin oleh
salah satu siswa. Kedua, guru tahfidz menerapkan metode Talaqqi dalam
vii
pembelajaran tahfidz. Ketiga guru menerapkan metode takrir lima halaman.
Keempat, guru menerapkan metode muraja’ah berpasangan pada kamis pekan
pertama. Kelima, guru menerapkan metode muraja’ah bersama atau gabungan.
Keenam, guru menerapkan metode satu juz satu duduk untuk proses evaluasi
kualitas hafalan siswa. Ketujuh, guru menerapkan sanksi dengan memutasi siswa
yang tidak sesuai target ke kelas Agama Reguler. Yang terakhir guru selalu
berupaya memberikan motivasi dan semangat untuk siswa dalam proses
meningkatkan hafalan Al-Qur’an siswa. Untuk kendala yang ditemui antara lain:
pertama kondisi mengantuk yang sering dialami baik oleh guru maupun siswa.
Kedua, lingkungan tempat tinggal siswa yang mempengaruhi proses menghafal AlQur’an siswa. Ketiga, bacaan siswa yang belum sesuai dengan makharijul huruf
dan kaidah ilmu tajwid. Keempat, yaitu kesehatan mental yang dialami siswa
karena tekanan beban target hafalan yang harus disetorkan
Hal yang perlu diperhatikan sebagai saran-saran yaitu hendaknya guru
tahfidz mengembangan metode evaluasi yang lebih sistematis, serta model
pembelajaran yang lebih inovatif agar hasil hafalan siswa bisa lebih berkualitas dan
menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Madrasah Aliyah Unggulan
Darul ‘Ulum. | en_US |