dc.description.abstract | Dalam pembelajaran di kelas peserta didik perlu adanya penerapan model pembelajaran yang memicu berpikir kritis dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran tersebut sudah diterapkan oleh guru PAIBP di SMKN 3 Malang. Selain penerapan model pembelajaran berbasis masalah pendidik juga harus sesuai dengan konsep kurikulum merdeka yang memberikan kebebasan berpikir dan kreatif.
Berdasarkan konteks penelitian, fokus dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana perencanaan model pembelajaran Problem Based Learning Mata Pelajaran PAIBP Kelas X di SMKN 3 Malang, (2) Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning Mata Pelajaran PAIBP Kelas X di SMKN 3 Malang, (3) Bagaimana evaluasi model pembelajaran Problem Based Learning Mata Pelajaran PAIBP Kelas X di SMKN 3 Malang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran PAIBP Kelas X SMKN 3 Malang.Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan studi kasus. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan data. Pengecekan keabsahan data dapat dilakukan dengan cara meningkatan ketekunan dan triagulasi.
Hasil penelitian yang ditemukan dalam penelitian ini adalah perencanaan pembelajaran pendidik perlu memahami CP, merumuskan TP, dan menyusun ATP lalu merancang modul ajar. Pembuatan modul ajar memuat model pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran. Pendidik telah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada salah satu materi “Mempertahankan Kejujuran Sebagai Cermin Kehidupan”. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti berdasarkan sintaks pbl, dan kegiatan penutup. Evaluasi pembelajaran oleh pendidik pada tiga bulan sekali, dan peserta didik pada akhir pembelajaran, tengah atau akhir jenjang serta semester. Dalam penerapan ada hambatan berupa waktu molor, tantangan perbedaan pendapat dan perubahan karakter, dan solusi berupa ketegasan pendidik, penekanan materi oleh pendidik, dan dukungan dari lingkungan keluarga serta masyarakat.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Kurikulum Merdeka, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti | en_US |