Material aluminium dikembangkan menjadi sistem paduan untuk memperbaiki sifat-sifatnya dengan menambahkan unsur paduan seperti Zn, CuZn, Cu, Si, Ni, Mg, C, dan lainnya. Unsur-unsur tersebut dapat dipadukan secara satu per satu atau sekaligus secara bersamaan. Salah satu contoh paduan yang dibuat adalah paduan aluminium dan silikon (Al-Si), yang digunakan sebagai material akustik dengan kemampuan absorpsi suara yang akan diuji dalam penelitian ini. Terdapat beberapa perbedaan sifat yang mendasar antara aluminium (Al) dan silikon (Si). Proses pengolahan pengecoran logam melibatkan pemanasan bahan logam dalam tungku hingga cair, kemudian dituangkan ke dalam cetakan. Setelah itu, logam dibiarkan mendingin dan membeku dalam cetakan, dan akhirnya cetakan dibongkar untuk mengambil hasil pengecoran logam tersebut. Dalam penelitian ini, proses pengecoran Al-Si ditambah arang kayu jati dengan persentase 0,25%, 0,50%, dan 0,75%. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan arang kayu jati terhadap kekerasan dan struktur mikro setelah proses pengecoran. Hasil penelitian menunjukkan adanyanperbedaan kekerasan setelah proses pengecoran dengan penambahan arang kayu jati dimana nilai tertinggi didapatkan pada penambahan arang kayu jati 0,75%. Kekerasan yang terjadi sejalan dengan penambahan arang kayu jati dimana semakin banyak arang kayu jati yang ditambahkan semakin tinggi juga nilai kekerasan yang didapatkan, hal itu disebabkan oleh adanya unsur karbon yang terkandung pada arang kayu jati. Sedangkan untuk struktur Setelah ditambahkan arang kayu jati, terlihat perubahan dalam penyebaran struktur butir pada spesimen aluminium. Struktur butir menjadi lebih tidak merata dan ukuran butirnya menjadi lebih kecil. Penambahan arang kayu jati dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan butir dalam material aluminium, yang pada gilirannya dapat memengaruhi sifat-sifat mekanik dan termalnya. Kata Kunci: Pengecoran AL-Si, Arang Kayu Jati, Al-Si-Arang Kayu Jati.