Perbedaan Paparan Dosis Kombinasi Sediaan Daun Sukun (Artocarpus Altilis Park), Alang-Alang (Imperata Cylindrica Linn), Meniran (Phyllanthus Niruri Linn), Dan Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus Benth) Pada Embrio Ikan Zebra (Danio Rerio Hamilton).
Abstract
Hingga saat ini hanya tercatat sedikit mengenai herbal yang disetujui dalam fasilitas
kesehatan karena persyaratan terkait kelayakan, keamanan, manfaat dan terstandar. Salah
satu herbal yang dimanfaatkan oleh masyarakat adalah kombinasi dari daun sukun, alang alang, meniran, dan kumis kucing. Bahan baku herbal harus diuji untuk memperkirakan
potensi tingkat kerusakan oleh suatu sediaan sebelum diterapkan pada manusia. Tujuan dari
penelitian ini melihat respon mortalitas ikan zebra dari pengaruh paparan sediaan dan
perkembangan dari embrio menggunakan metode ZFET (Zebrafish Embryo Toxicity).
Analisa datamenggunakan analisa diskriptif dengan pengamatan pada jam ke-24, 48, 72 dan
96 jpf sebagai data pengamatan dan data kematian yang diperoleh tiap 24 jamnya tersebut
digunakan untuk menentukan nilai mortalitasnya. Data meliputi nilai mortalitas, gejala
klinis, kualitas air, serta presentase nilai daya tetasselama 96 jam yang kemudian dihitung
menggunakan Microsoft Office Excel. Hasil yang didapatkan pada dosis 750 mg/L sediaan
dapat membunuh 50% (mortalitas 50%) hewan uji. Berbagai dosis paparan sediaan dengan
semakin tinggi dosis mengakibatkan semakin rendah daya tetas telur secara signifikan.
Perubahan perkembangan embrio terkait gelaja klinis dialami adanya dosis yang tinggi,
sehingga perubahan yang signifikan terjadi dengan bersamaannya tinggi dosis