Studi Analisis Pemilihan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Dan Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Berdasarkan Life Cycle Cost Analysis Kabupaten Pasuruan (Ruas : Jalan Sukorejo Bangil)
Abstract
Infrastruktur memiliki peranan penting sebagai prasarana untuk pelayanan publik. Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar dari pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan sebagai jaminan ekonomi dan sebagai fasilitas agar perekonomian berfungsi dengan baik. Jalan merupakan unsur yang paling berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mobilisasi atau transportasi. Perkembangan pembangunan jalan di Indonesia akhir-akhir ini semakin meningkat, dengan berbagai perbaikan dan pembangunan jalan baru, menjadikan arus regional pembangunan di Indonesia yang stabil. Jalan yang baik adalah jalan yang layak dilalui sesuai kebutuhan, memenuhi standar kualitas, dan memiliki daya tahan tinggi.
Dengan tidak relatifnya perkembangan layanan jalan di Kabupaten Pasuruan atau pemberian rasa aman yang sangatlah dibutuhkan oleh pengguna layanan jalan di Kabupaten Pasuruan. Maka dari itu pemilihan perkerasan jalan menjadi sangat penting bagi pengguna jalan. Penelitian ini mengambil studi kasus pada jalan Raya Sukorejo sepanjang kurang lebih 6 km merupakan jalan kolektor sekunder dan termasuk ke dalam status jalan kelas II. Komponen utama yang digunakan untuk pengolahan data analisis biaya siklus hidup (Life Cycle Cost Analysis) selama umur rencana yaitu 20 tahun berupa ; biaya konstruksi dan biaya pemeliharaan. Sehingga alternatif pemilihan jenis perkerasan jalan sangat dibutuhkan dalam perencanaan jalan di Kabupaten Pasuruan tepatnya pada jalan Raya Sukorejo. Perencanaan perkerasan jalan akan dilakukan dengan dua tipe : perencanaan perkerasan jalan lentur dan perencanaan perkerasan jalan kaku berdasarkan metode Manual Desain Perkerasan 2017.
Hasil analisis dan perhitungan didapatkan Tebal rencana akhir perencanaan perkerasan lentur setelah perhitungan didapatkan total 45,5 cm dengan tebal AC-WC = 4 cm, AC-BC atau = 6 cm, AC-Base = 14,5 cm dan LPA Kelas A = 21 cm. Sedangkan perencanaan perkerasan kaku didapatkan total mutu beton 30 Mpa dengan tebal plat = 28,5 cm dan lapis pondasi menggunakan beton kurus tebal = 10 cm. Dengan biaya konstruksi perkerasan lentur lebih hemat Rp 19.490.746.071 dan untuk biaya perawatan dan rehabilitasi perkerasan kaku lebih hemat Rp 53.407.979.596 dan biaya siklus hidup (Life Cycle Cost Analysis) dari kedua perkerasan yang layak dan lebih efisien adalah perkerasan kaku dengan total biaya konstruksi dan perawatan Rp 102.458.416.526 dibandingkan dengan perkerasan lentur yang menghasilkan total Rp 129.111.023.949.
Kata kunci: Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, Manual Desain Perkerasan Jalan 2017, Analisis Biaya Siklus Hidup.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Studi Perencanaan Perkerasan Lentur Jalan Labuan – Torombia Kabupaten Buton Utara Sulawesi Tenggara STA 00+00 – 10+00 dengan Menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan 2017 dan Metode AASHTO 1993
Angguningtyas, Nadila Dwi (Universitas Islam Malang, 2022-05-31)Jalan Labuan – Torombia adalah jalan yang terletak di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Dijalan tersebut mempunyai permasalahan yaitu jalan yang rusak dan berlubang, maka dari itu diperlukan adanya perbaikan jalan ... -
Studi Alternatif Tebal Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan Metode AASHTO pada Ruas Jalan Handil Baru Aluh-Aluh Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan (STA 0+000 – STA 10+000)
Arief, Muhammad Hafiy (Universitas Islam Malang, 2023-02-03)Dengan meningkatnya jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya dan semakin bertambahnya jumlah kendaraan, maka kebutuhan sarana transportasi jalan raya sangat besar. Dalam pembangunan Ruas Jalan Handil Baru, ... -
Studi Perbandingan Tebal Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan AASHTO 1993 pada Jalur Lintas Selatan Lot 7 Tambakrejo-Serang Blitar
Wicaksono, Katon Pribadi (Universitas Islam Malang, 2023-02-20)Lokasi yang dijadikan studi perbandingan dalam penulisan ini adalah Jalur Lintas Selatan Lot 7 Blitar yang menghubungkan Pantai Tambakrejo yang berada di Kecamatan Wonotirto dan Pantai Serang yang berada di Kecamatan ...