Show simple item record

dc.contributor.authorDamayanti, Elysia Kurnia
dc.date.accessioned2024-01-11T04:12:34Z
dc.date.available2024-01-11T04:12:34Z
dc.date.issued2023-08-23
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/8974
dc.description.abstractKarya sastra adalah ekspresi jiwa penulis mengenai realitas yang ada dalam sekelilingnya, keduanya mengalami mendengar, dan melihat. Karya sastra juga merupakan sebuah ekspresi manusia dalam bentuk pengalaman, pikiran, ide, antusiasme, dan kepercayaan diri dalam bentuk gambaran konkret yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Hal ini diperkuat oleh Damono (1984) karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.Sebelum kita mengenal atau memahami sebuah novel, kita biasanya disuguhkan unsur dan ciri-ciri dalam Novel tersebut. Sesuai dengan fokus penelitian, tujuan penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan (1) penyebab aspek sosial yang terjadi pada nilai patologi sosial tokoh utama dalam novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini dan Gina S. Noer, (2) dampak patologi sosial yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini dan Gina S. Noer. Dapat dilihat melalui tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis dan juga manfaat secara praktis. Secara teoritis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi pembaca mengenai analisis hasil karya khususnya novel yang memuat tentang patologi sosial atau penyakit masyarakat mengenai kenakalan remaja masa kini. Sedangkan secara praktis, penelitian ini bisa menjadi tambahan wawasan dan bahan referensi mengenai sebuah nilai patologi dan dampak yang disebabkan oleh adanya nilai patologi sosial tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif ini berbentuk analisis kata-kata, gambar, dan bukan berbentuk angka dengan metode dan teknik dalam proses pengumpulan data berupa tahapan simak, dengar dan catat. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui gambaran, keadaan, suatu hal dengan cara mendeskripsikannya sedetail mungkin berdasarkan fakta yang ada. Metode analisis ini digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen. Dokumen yang di maksudkan adalah novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini dan Gina S. Noer. Prosedur pengumpulan data dari penelitian ini yaitu (1) Membaca keseluruhan dari novel Dua Garis Biru terlebih dahulu, dari membaca akan memperoleh pengetahuan, menghayati, dan memahami data secara mendalam dan menemukan kesan mengenai cerita di dalamnya. (2) Menganalisis bagian kata, kalimat, atau penggalan dialog yang berhubungan dengan patologi sosial. (3) Peneliti mencatat aspek aspek yang berhubungan dengan patologi sosial sesuai dengan fokus penelitian.(4) Mencatat kembali data-data yang sudah disusun dan dianalisis lebih mendalam sesuai dengan peristiwa yang terjadi pada fokus penelitian objek yang dikaji. Hasil penelitian ini mendeskripsikan mengenai penyebab terjadinya aspek sosial yang terjadi pada nilai patologisosial dan dampak patologi sosial yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Dua Garis Biru. Berdasarkan data yang ditemukan dalam novel tersebut, dapat diketahui ada tiga bentuk nilai patologi sosial yang dialami oleh tokoh utama yaitu (1) patologi sosial dalam keluarga, (2) patologi sosial dalam lingkungan, (3) patologi sosial dalam pendidikan. Data yang kedua yang terdapat pada novel yakni mengenai dampak patologi sosial yang dialami oleh tokoh utama yang terbagi menjadi empat point, (1) kenakalan remaja, (2) pernikahan dini, (3) pengguguran janin, dan (4) emosi tidak stabil. Data ini sesuai dengan batasan fokus penelitian yang ditentukan. Bukti bahwa yang dilakoni oleh Dara dalam memunculkan nilai patologi sosial beserta dampaknya dapat dilihat melalui peran yang dialaminya melakukan penyimpangan sosial yaitu melakukan hubungan seks bebas yang menyebabkan dirinya hamil diluar nikah. Hal tersebut yang menjadikan nilai patologi sosial dalam keluarga, dalam lingkungan bahkan dalam pendidikan yang dialaminya termasuk dalam kriteria patologi sosial. Kertono (2002) menjelaskan bahwa kenakalan remaja atau juvenile deliquenci yaitu perilaku jahat atau dursila atau kejahatan atau kenakalan anak-anak muda, merupakan suatu gejala penyakti (patologis) secar sosial pada anak-anak remaja yang disebabkan oleh satu bentuk tingkah laku yang menyimpang. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Dara sebagai tokoh utama dalam novel memunculkan mengenai nilai patologi dan juga dampak yang dialaminya. Dara juga memperlihatkan karakter dan sifat patologi sosial dalam keluarga, lingkungan maupun dalam pendidikan. Gambaran kisah yang dialami oleh Dara menjadi salah satu bentuk tentang nilai patologi dengan menggunakan kesadaran penuh. Ditinjau dari hasil temuan dalam penelitian ini yang masih minim terkait dengan nilai patologi sosial beserta dampaknya, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat lebih memperdalam pembahasan terkait fokus penelitian dan memperkaya kajian teori mengenai nilai patologi sosial beserta dampak yang dimunculkan oleh adanya patologi sosial tersebut. Kata Kunci: Dampak Patologi, Penyebab Patologi Sosial, Novelen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectDampak Patologien_US
dc.subjectPenyebab Patologi Sosialen_US
dc.subjectNovelen_US
dc.titlePatologi Sosial Tokoh Utama pada Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini dan Gina S. Noeren_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record