Pengaruh Jumlah Pisau Mesin Pengiris Tempe terhadap Kualitas dan Kapasitas Produksi
Abstract
Industri tempe sering kali masih mengalami permasalahan fluktuasi harga di pasaran. Harga kedelai yang digunakan sebagai bahan baku cenderung naik sedangkan harga tempe di dalam pasar sulit untuk ditingkatkan. Di tengah permasalahan harga bahan baku yang terus meningkat, pengrajin tempe Indonesia dapat terus tumbuh dan bersaing dengan produsen pangan lain di pasar domestik. Hal ini karena tempe sebagai pangan lokal diyakini masyarakat sebagai salah satu makanan murah berkualitas baik. Kandungan gizi yang bervariasi dan harga pasar yang tidak terlalu mahal menjadikan tempe sebagai salah satu makanan pendamping yang banyak digemari masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Saat ini tempe banyak dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan dan disajikan sebagai makanan siap saji dalam berbagai kemasan.
Perancangan mesin pengiris tempe ini pada dasarnya merupakan mesin pengiris keripik tempe yang menggunakan pisau rotary dengan arah proses pengirisan secara transfersal dan dengan melalui gerakan secara longitudinal (bolak-balik). Pengerjaan seperti ini akan menghasilkan irisan tempe sesuai dengan ketebalan yang diperlukan mulai dari ketebalan 1-3 mm.
Setelah dilakukan proses perancangan pada mesin maka dapat ditentukan pisau pengiriss yang akan digunakan yakni dengan bahan stainless steel yang aman untuk makanan (food grade) dengan diameter 26 cm. Pada saat proses pengirisan dilakukan hasil maksimal diperoleh dengan menggunakan variasi pisau 1 dengan hasil irisan 80% dari keseluruhan irisan, 20% sisa irisan terdiri dari 9% irisan tidak sempurna, 6% irisan miring dan 5% irisan sisa yang tidak terpotong.
Kata Kunci : Keripik Tempe, Mesin Pengiris Keripik Tempe, Pisau Pengiris Tempe