Pengaruh Efek Ekstrak Etanol dan Fraksi Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) pada Aktivitas Zona Hambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus
Abstract
Pendahuluan: Staphylococcus aureus menjadi penyebab dari 80-90% kasus infeksi pada kulit dan jaringan lunak , kumis kucing (Orthosiphon stamineus) memiliki senyawa aktif yang dapat membunuh bakteri seperti flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, polifenol, dan alkaloid. Tujuan penelitian ini ialah unuk mendeteksi senyawa dan pengaruh ekstrak dan fraksi etanol kumis kucing dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Metode: Metode dilakukan secara eksperimental invitro metode masreasi kinetik dengan pelaurt etanol 70%, etanol 70%:air, n-heksan, dan etil asetat. Konsentrasi yang digunakan yakni 40%, 20%, 10%, dan 5%. Selanjutnya dilakukan ZOI sebagai teknik pengamatan efek antibakteri ektrak dan fraksi etanol terhadap bakteri S.A dengan zoi (disc diffusion).
Hasil: kumis kucing yang digunakan terhadap Staphylococcus aureus yakni 40%, 20%, 10%, dan 5% hasil zona hambat berturut-turut adalah 9,564±0,359mm; 8,486±0,346mm; 6,044±0,088mm; 6,042±0,050mm dan pada fraksi etanol daun kumis kucing yang digunakan yakni konsentrasi 40%, 20%, 10%, dan 5% hasil zona hambat berturut-turut adalah 12,112±1,380mm; 9,302±0,859mm; 8,61±0,655mm; 8,032±1,207mm. Ekstrak dan fraksi etanol daun kumis memiliki (p<0,05) kecuali pada konsentrasi 20%. Kekuatan antibakteri fraksi etanol lebih besar daripada ekstrak etanol.
Kesimpulan: dengan konsentrasi ekstrak dan fraksi 40%, 20%, 10%, dan 5% keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam menghambat pertumbuhan kecuali pada konsentrasi 20%. Fraksi lebih berpengaruh dalam menghentikan pertumbuhan Staphylococcus aureus dibanding ekstrak.
Kata kunci: Daun Kumis Kucing: Orthosiphon stamineus; Ekstrak; Fraksi; Staphylococcus aureus; ZOI