dc.description.abstract | Daun kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan limbah dari perkebunan
kelapa sawit yang biasanya tidak dimanfaatkan kembali oleh petani. Pemanfaaatan daun
kelapa sawit sebagai pakan masih sangat terbatas karena tingginya kandungan lignin.
Disamping itu, limbah peternakan terutama limbah sapi (Bos taurus L.) hingga kini juga
belum dimanfaatkan secara maksimal. Limbah pertanian umumnya kaya akan komponen
C, tetapi kekurangan N. Sebaliknya limbah peternakan umumnya kaya akan N tetapi
kekurangan C, sehingga perlu menjadi pertimbangan antara limbah pertanian dan
peternakan menjadi bahan baku biogas dengan C/N ideal yaitu 25-30. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui kandungan rasio C/N feses sapi dan daun kelapa sawit dari setiap
perlakuan yang memiliki nilai ≤ 30 sebagai angka optimal rasio C/N dalam produksi
biogas serta untuk mengetahui perbandingan antara feses sapi dan daun kelapa sawit yang
menghasilkan selisih terbesar antara rasio C/N awal dengan rasio C/N diakhir proses
fermentasi biogas. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 6 perlakuan berdasarkan variasi perbandingan jumlah feses sapi dan daun
kelapa sawit yaitu kontrol (10:0), PI (10: 9,03), PII (10: 12,19), PIII (10: 17,5), PIV
(10:23,8) dan PV (10:28,6) dengan dua ulangan masing-masing sebelum dan sesudah
dilakukan fermentasi biogas. Parameter utama dalam penelitian ini adalah rasio C/N
dengan teknik Spektrofotometer. Parameter pendukung adalah pengukuran pH dan berat
kering. Hasil dari penelitian ini didapatkan rasio C/N optimal pada PIII yaitu sebesar
28,65. Selain itu, PIII memiliki jumlah selisih terbesar antara rasio C/N awal dan akhir
proses fermentasi biogas yaitu sebesar 240,89. Perbedaan yang signifikan ditunjukkan dari
hasil uji T-Test antara rasio C/N sebelum dan sesudah fermentasi. Dari hasil tersebut
diketahui bahwa terjadi proses dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh bakteri
anaerob dan adanya potensi pembentukan biogas. | en_US |