Show simple item record

dc.contributor.authorKartika, Milanti Tawang
dc.date.accessioned2024-04-25T03:37:44Z
dc.date.available2024-04-25T03:37:44Z
dc.date.issued2023-08-10
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/9350
dc.description.abstractMilanti Tawang Kartika. Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang, 27 Juli 2023. Hubungan Tingkat Bising Dan Jarak Rumah Warga Di Sekitar Perlintasan Rel Kereta Api Terhadap Terjadinya Otalgia Di Kelurahan Jodipan Kota Malang. Pembimbing I: dr. H. Arif Yahya, M. Kes. Pembimbing II: dr. Fifin Pradina Duhitatrissari, Sp. T.H.T.B.K.L.. Pendahuluan: Dampak kebisingan saat ini diperkirakan berpengaruh pada 8-12% penduduk dunia dan diprediksi akan terus meningkat. Salah satu bentuk dampak tersebut adalah otalgia (nyeri telinga) yang merupakan contoh bentuk nyeri neuropatik akibat adanya degenerasi saraf pendengaran. Namun hingga saait ini, belum ditemukan penelitian tentang hubungan kebisingan dengan otalgia di Indonesia, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Metode: Penelitian analitik observasional cross-sectional dilakukan pada 73 responden yang terbagi atas tiga kelompok jarak rumah yaitu dekat (n=25), menengah (n=28), dan jauh (n=20). Tingkat bising diukur dengan Sound Level Meter yang hasilnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu tinggi (>55 dB) dan rendah (<55 dB). Kondisi otalgia ditentukan dengan skor ID-Pain Quistionnaire dan Numeric Rating Scale serta pemeriksaan ototskopi. Data dianalisa dan p <0,05 dianggap singnifikan. Hasil: Berdasarkan jarak rumah, kelompok didapatkan 40 responden (54,8%) mengalami otalgia dengan rincian 34 responden (64,2%) berasal dari kelompok paparan bising tinggi dan 6 responden (30,0%) dari kelompok paparan bising rendah. Korelasi tingkat bising dengan otalgia menunjukkan hasil p=0.009, sedangkan sasil korelasi tingkat bising dengan tingkat otalgia r= -.295 (p= 0.011). Hasil korelasi jarak rumah dengan otalgia menunjukkan p=0.0028, sedangkan hasil korelasi jarak rumah dengan tingkat otalgia menunjukkan r= -.318 (p= 0.006). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat bising kereta api dan jarak rumah warga dari rel kereta api dengan otalgia yang dapat terjadi karena serangkaian proses adaptasi dan degenerasi saraf pada telinga. Kesimpulan: Tingkat bising kereta api dan jarak rumah warga dari perlintasan rel kereta api berhubungan dengan keluhan otalgia. Kata kunci: jarak rumah, nyeri neuropatik, otalgia, tingkat bising, tingkat nyeri  en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectjarak rumahen_US
dc.subjectnyeri neuropatiken_US
dc.subjectotalgiaen_US
dc.subjecttingkat bisingen_US
dc.subjecttingkat nyerien_US
dc.titleHubungan Tingkat Bising dan Jarak Rumah Warga di Sekitar Perlintasan Rel Kereta Api Terhadap Terjadinya Otalgia di Kelurahan Jodipan Kota Malangen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record