dc.description.abstract | Masyarakat Pengalangan Menganti Gresik yang terdiri dari umat Islam dan
umat Hindu yang berasal dari suku Jawa dan Madura adalah salah satu contoh
masyarakat multikultural di Indonesia yang mampu merawat khebinekaan yang
ada. Perbedaan etnis dan agama yang ada di masyarakat Pengalangan terjalin
sangat harmonis dalam bentuk saling menghargai, saling tolong menolong,
memberikan ruang kepada umat Hindu dalam menjalankan peribadatan. Tentunya
realitas sosial ini tidak terbentuk begitu saja namun dengan perantara proses
pendidikan Islam berbasis masyarakat yang ada di Desa Pengalangan.
Maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui diskripsi, analisis dan
interpretasi tentang 1) nilai-nilai pendidikan Islam dalam masyarakat multikultural
Pengalangan Menganti Gresik, 2) Dialektika momen konstruksi pendidikan Islam
dalam masyarakat multicultural Pengalangan Menganti Gresik, dan 3) model
konstruksi pendidikan Islam dalam masyarakat multicultural Pengalangan
Menganti Gresik.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografis.
Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan analisis data berpijak pada pendapat Spreadley. Adapun
pengecekan keabsahan datanya adalah melalui ketekunan pengamatan, triangulasi,
dan pemeriksaan teman sejawat. Kemudian setelah data tersajikan lalu dianalis
dengan berbagai disiplin keilmuan atau perspektif multi disipliner yaitu melalui
perspektif keilmuan religius, filosofis, antropologis, dan sosiologis-psikologis.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Nilai pendidikan Islam
multikultural yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Pengalangan Menganti
Gresik terperinci sebagai berikut; Gotong-royong, saling mengenal, toleransi,
saling menghormati dan tolong menolong, mengendepankan dialog, pengakuan
terhadap hak memeluk agama dan pengakuan terhadap hak menjalankan aktivitas
keberagamaan. 2). Dialektika momen konstruksi Pendidikan Islam multikultural
terdiri dari; proses internalisas dengan proses distribusi pengetahuan kepada
masyarakat. Proses eksternalisasi yaitu cadangan pengetahuan menjadi basis dari
momen ini. Cadangan pengetahuan masyarakat terkait QS. al-Kafirun dan Hadis
nabi Muhammad Saw khoirunnas ‘Anfauhum Linnas. Proses objektivasi.
Berdasarkan cadangan pengetahuan di atas maka terbentuklah sikap dan perilaku
masyarakat muslim yang inkluif. Proses internalisasi. 3). Model konstruksi
pendidikan Islam dalam masyarakat multikultural, terdiri dari; landasan dan
tujuan pendidikan Islam dalam masyarakat plural. Disiplin keilmuan yang
mencakup penguatan akidah, moral, dan ukhuwah. Kemudian keterlibatan
pemimpin dan tokoh agama dalam membentuk kerukunan antar umat beragama | en_US |