dc.description.abstract | Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sumber Probolinggo
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik, yang melibatkan interaksi antara pendidik, peserta didik, dan
lingkungan sosial. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran didasarkan
pada konstruktivisme dengan menggunakan berbagai strategi, metode, dan teknik.
Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk menjadikan peserta didik sebagai
arsitek gagasan. Selain itu, ditekankan bahwa Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Sumber Probolinggo adalah sekolah double track yang mengakomodasi
keragaman siswa, dengan keunikan komponen Adat Tengger. Adat Tengger
diintegrasikan sebagai landasan untuk mengembangkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa, dengan tujuan agar mereka dapat lebih baik
beradaptasi dengan masyarakat sekitar.
Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan, menganalisis, dan
menginterpretasikan tiga fokus utama, yaitu: 1) komponen pembelajaran
pendidikan multikultural di SMAN 1 Sumber Probolinggo, 2) proses
pembelajaran pendidikan multikultural di SMAN 1 Sumber Probolinggo, dan 3)
model pembelajaran pendidikan multikultural di SMAN 1 Sumber Probolinggo.
Penelitian ini mengaplikasikan elemen-elemen pendidikan Maskuri, yang
mencakup komponen manusia dan non-manusia, konstruksi pribadi Jeanne Piaget,
konstruksi sosial Vygotsky, dan pendekatan pembelajaran konstruktivistik
Suparno. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan
studi kasus sebagai jenisnya. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan analisis dokumen. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode Dumez, yang melibatkan ekspose data, dialog data dengan teori, dan
penemuan makna data melalui tinjauan literatur sebelumnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran konstruktivistik dalam
pendidikan Agama Islam multikultural melibatkan indigenous people dengan: (1)
kelembagaan visi-misi double track dan tujuan SIB SAE, (2) pembelajaran yang
menjadikan sekolah sebagai perantara (bright) antara latar belakang siswa dan budaya
masyarakat, (3) stakeholders pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai produser,
pendidik, dan tenaga kependidikan sebagai pemantik, serta pemerintah dan masyarakat
sebagai katalisator pengetahuan, dan (4) indigenous people sebagai bagian dari
masyarakat dengan kekayaan budaya khusus. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam multikultural mencakup kompetensi double track, skenario pembelajaran
kurikulum merdeka, pembelajaran konstruktivistik dengan tahap diagnosa, elicitasi,
refleksi pengetahuan, dan produksi pengetahuan Islam multikultural, serta evaluasi
pembelajaran yang melibatkan penilaian kurikulum, penilaian proses, dan penilaian
output. Model pembelajaran konstruktivistik dalam pendidikan Agama Islam
multikultural terintegrasi dengan pendekatan konstruktivistik, mengaktifkan akal budi dan
hati, menggunakan strategi school-based culture, menerapkan metode peserta didik
sebagai produser pengetahuan, dan menerapkan teknik produksi pengetahuan individu
dan sosial. | en_US |