dc.description.abstract | Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan sosiolek dalam dua film terkenal, yaitu "Single Part 2" karya Raditya Dika dan "Ngeri Ngeri Sedap" karya Bene Dion Rajagukguk. Sosiolek, sebagai bentuk variasi bahasa dalam setting sosial, menjadi pusat perhatian penelitian untuk menginvestigasi cara penggunaan bahasa mencerminkan karakter, konflik, dan dinamika hubungan sosial dalam alur cerita film. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data deskriptif, seperti catatan lapangan, dokumen pribadi, dan sumber lainnya. Pendekatan deskriptif kualitatif diterapkan dalam penelitian ini, yang melibatkan kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran mendalam tentang materi yang dibahas. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kedua sutradara memanfaatkan sosiolek sebagai alat untuk menghadirkan karakter yang autentik dan merinci lapisan sosial dalam plot cerita mereka. "Single Part 2" menggambarkan penggunaan sosiolek untuk menyoroti kehidupan perkotaan modern, dengan karakter-karakter yang berbicara menggunakan gaya bahasa yang mencerminkan identitas kota besar. Sebaliknya, "Ngeri Ngeri Sedap" mengintegrasikan sosiolek dalam konteks kedaerahan, menampilkan beragam dialek dan gaya bahasa yang mencirikan latar belakang budaya tertentu.
Selain itu, penelitian ini menganalisis bagaimana sosiolek digunakan untuk membangun humor dan menambah dimensi emosional dalam cerita. Sosiolek tidak hanya menjadi alat untuk menyampaikan pesan, tetapi juga berperan dalam membentuk karakterisasi yang mendalam dan menggambarkan keberagaman sosial.
Kesimpulannya, penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang penggunaan sosiolek dalam konteks film populer Indonesia. Implikasi dari penelitian ini dapat memberikan pandangan tambahan terhadap kekayaan bahasa dalam industri film, serta menyumbangkan wawasan terhadap cara sosiolek digunakan untuk menciptakan narasi yang menarik dan relevan dengan masyarakat luas.
Kata Kunci: Penggunaan, Sosiolek, Film | en_US |