Penegakan Hukum Terhadap Kasus Perusakan Oleh Anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (Studi Kasus Di Polres Situbondo)
Abstract
Kejahatan merupakan entitas yang selalu lekat dengan dinamika
perkembangan peradaban umat manusia. Kejahatan dengan beragam modus
operandi serta akibatnya, oleh masyarakat dirasakan sebagai sesuatu yang harus
dilawan dan dihindari karena pada kejahatan yang prinsipnya timbul setiap dapat
mempengaruhi masyarakat sebagai suatu ancaman ketertiban walaupun secara
tidak langsung menyadari bahwa mereka menjadi korban kejahatan, seperti
pengerusakan.
Adapun penegakan hukum atas perusakan yang dilakukan oleh PSHT tidak
optimal dikarenakan sebagian besar tidak melaporkan kepada penegak hukum
apabila terjadi perusakan karena PSHT yang melakukan perusakan dapat
mengakibatkan kerugian material dan waktu selama dalam proses penyelidikan
dan penyidikan garis polisi tidak dapat dibuka.
Faktor yang meinjadi peinghambat dalam peineigakan huikuim teirhadap tindak
pidana peiruisakan oleih anggota PSHT di Polreis Situibondo diantaranya yakni: 1)
Fanatismei yang beirleibihan 2) Adanya dominasi wilayah / keikuiasaan peirguiruian
peincak silat b. Faktor tidak langsuing : 1) Tingkat peindidikan reindah 2)
Peingangguiran 3) Leirnahnya peingawasan orang tuia 4) Pengaruh minuirnan Keiras.
Upaya yang dilakuikan keipolisian Situibondo dalam meinangguilangi
peiruisakan oleih anggota PSHT Situibondo bahwa meilalui uipaya peinal yaitui
peineigakan huikuirn pidana uintuik rneimbuiat eifeik jeira pada peilaku.
Keibijakan rasional dalam meinangguilangi keikeirasan antar peirguiruian peincak
silat di karisideinan Situibondo seibaiknya diteimpuih deingan peindeikatan /
keibijakan inteigral, baik meingguinakan “peinal” mauipuin deingan sarana “non
peinal”. Hal teirseibuit dikareinakan dalam peineigakan huikuim dalam tataran
peinyidikan masih ada keindala yaitui fasilitas dalam peinyeilidikan dan peinyidikan
seihingga keipolisian seiring meilakuikan diskreisi hanya meindamaikan keiduia beilah pihak yang teirlibat keikeirasan antar peirguiruian peincak silat, seirta huikuim tidak
bisa meingobati faktor peinyeibab keikeirasan seicara langsuing dan tidak langsuing,
kareina faktor peinyeibab teirseibuit beirada diluiar huikuim pidana, yaitui pada tataran
psikologi sosial (fanatisme yang beirleibihan dan adanya dorninasi wilayah /
keikuiasaan peirguiruian peincak silat) dan sosiologi (tingkat peindidikan reindah,
peingangguiran, leimahnya peingawasan orang tuia dan minuirnan keiras).
Huikuim pidana seibagai sarana teirakhir ( uiltimum reimidiuim ) heindaknya
keitika dipeirguinakan mampui meinjadi cara yang ampuih meinyeileisaikan konflik,
seihingga keipastian huikuim, keimanfaatan huikuim dan keiadilan dapat beinar –
beinar teirsaluirkan. Maka dari itui keindala fasilitas peinyeilidikan dan peinyidikan
oleih keipolisan uintuik seigeira di beinahi, yaitui :
a. Meiningkatkan alat olah TKP;
b. Meingadakan juimlah kamera guina merekam peiristiwa;
c. Meiningkatkan peindanaan oprasional (rneingeiceik alat buikti hp kei
Labfor Polri).
Meinjadikan peingobatan kauisatif teirhadap faktor peinyeibab keikeirasan antar
peirguiruian peincak silat seibagai sarana uitama guina meinangguilangi keikeirasan
antar peirguiruian peincak silat di Eks Karisideinan Situibondo. Peingobatan teirseibuit
rneilipuiti “peingeimbangan ideintitas sosial, meimaksimalkan peiran paguiyuiban
peincak silat seintot prawiro dirjo seirta Foruim Komuinikasi Peincak Silat dan
Beiladiri dan peinyeihatan kondisi sosial”