Studi Alternatif Perencanaan Gedung Kuliah Bersama Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
Abstract
Kota Malang merupakan salah satu kota terbesar yang ada di pulau jawa. Kota ini menyandang gelar sebagai salah satu kota pendidikan terbesar di Jawa Timur setelah kota Surabaya, maka tidak heran jika banyak mahasiswa yang merantau di kota Malang. (Muzaki, Warsito, dan Rokhmawati 2021). Banyaknya pendatang yang ingin menempuh pendidikan di kota Malang menyebabkan bertambahnya jumlah mahasiswa disetiap kampus. Oleh karena itu kebutuhan fasilitas di berbagai kampus harus terus ditingkatkan. Dalam menyikapi fenomena bertambahnya mahasiswa tiap waktu, Universitas Islam Malang memiliki perencanaan Gedung Kuliah Bersama yang di rencanakan dengan jumlah 9 lantai dan ukuran 19 m x 47 m. perencanaan pada gedung ini menggunakan sistem SRPMM beton bertulang sebagai sistem pemikul momen gempa karena berada pada zona gempa menengah
Kota Malang merupakan salah satu daerah yang sering merasakan dampak gempa. Hal ini disebabkan dinamika tektonik kawasan Malang bagian selatan didominasi oleh pergerakan Lempeng India-Australia yang bergerak ke utara dan bertabrakan dengan Lempeng Eurasia yang relatif tenang. Dari data tingkat seismitas daerah Malang yang tinggi tersebut, diperlukan pemilihan elemen struktur yang mampu menahan gaya gempa yang bersifat dinamis (Purbandini, Santoso, dan Sunardi 2017) Gedung Kuliah Bersama Universitas Islam Malang termasuk kedalam kategori resiko kelas IV dimana gedung tersebut memiliki risiko tinggi terhadap nyawa manusia jika terjadi kegagalan struktur dan termasuk kelas desain seismik D dengan tinggi gedung +30 meter (9 lantai). Oleh karena itu Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus menjadi alternatif atau solusi untuk meningkatkan faktor keamanan gedung terhadap gempa.
Balok yang mampu memikul gempa sesuai SRPMK yaitu pada balok induk (B1) dengan dimensi 50/70 cm , jumlah tulangan tumpuan 10D19 (Tekan), 5D19 (Tarik), dengan jarak tulangan sengkang digunakan tumpuan Ø10 – 100. Tulangan Lapangan 5D19 (tarik), 10D19 (tekan) dengan jarak tulangan sengkang lapangan Ø10– 200 dan tulangan geser 2D12. Kolom yang mampu memikul gempa sesuai rencana sesuai SRPMK yaitu pada kolom 1 (K1) dengan dimensi 70/70 cm, jumlah tulangan 16D29, pada daerah sendi plastis arah X D12 – 100 dan arah Y D12 – 100, pada daerah luar sendi plastis arah X D12 – 150 dan arah Y D12 – 150. Pondasi yang digunakan berupa pondasi tiang pancang dengan ukuran poer pondasi 2,8 m x 2,8 m x 0,7 m menggunakan tulangan D22 – 50. Sedangkan tiang pancang berdiameter 40 cm diletakkan pada kedalam 8 m dengan jumlah 4 buah tiang, jarak 1,4 m pada masing – masing tiang dan 0,7 m dari tepi poer
Kata kunci: Gempa, SRPMK, Kota Malang