Problematika Penerapan Kurikulum Merdeka dalam Mata Pelajaran Pendidkan Agama Islam pada Peserta Didik Kelas X di SMAN 1 Purwosari
Abstract
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang fleksibel, berfokus pada konten esensial, mengembangkan karakter dan kemampuan siswa. SMAN 1 Purwosari merupakan lembaga yang menerapkan kurikulum merdeka yang sudah berjalan 2 tahun akan tetapi masih ada beberapa problematika dalam penerapan nya. Maka dari itu peneliti merumuskan fokus penelitian, yaitu tentang (1) Bagaimana penerapan kurukulum merdeka dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas X di SMAN 1 Purwosari? (2) Apa saja problematika penerapan kurikulum merdeka dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas X di SMAN 1 Purwosari?
Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan penerapan kurukulum merdeka dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas X di SMAN 1 Purwosari. (2) Mengidentifikasi problematika penerapan kurikulum merdeka dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas X di SMAN 1 Purwosari. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan jenis penelitian studi kasus deskriptif. Pengumpulan data dengan mengunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yakni: (1) Penerapan kurukulum merdeka dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Islam pada peserta didik kelas X di SMAN 1 Purwosari yaitu : a.Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis projek (P5) b. Menyusun perangkat pembelajaran. c. Fokus pada materi esensial. d. Penerapan pembelajaran diferensiasi e. Penilaian sumatif dan penilaian formatif. (2) Problematika penerapan kurikulum merdeka dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas X di SMAN 1 Purwosari yaitu: Faktor internal yakni problematika guru PAI seperti kurangnya pemahaman konsep kurikulum Merdeka, problematika siswa seperti kesulitaan beradaptasi dengan kurikulum merdeka. Problematiaka dalam proses pembelajaran PAI seperti materi PAI yang banyak. Faktor eksternal meliputi a. sarana dan prasarana seperti bahan ajar yang kurang memadai dan anggaran yang tinggi untuk projek P5. b. Kurikulum seperti kesulitan dalam menentukan jadwal P5 dan kesulitan dalam menentukan tema serta konsep P5.
Kata Kunci : Problematika, Kurikulum Merdeka, Pendidikan Agama Islam