Fetisisme Samurai dalam Novel Tokaido Inn Karya Dorothy dan Thomas Hobler
Abstract
Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mencerminkan kecantikan dan gambaran kehidupan, baik yang dialami langsung oleh pengarangnya atau tidak. Sebagai dokumen sosial budaya, karya sastra menggambarkan kehidupan nyata meskipun diperkaya dengan imajinasi pengarangnya. Novel "Tokaido Inn" karya Dorothy dan Thomas Hoobler, tidak hanya menyampaikan tema cerita melalui gaya penyampaian yang menarik tetapi juga menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Jepang pada masa Edo. Novel ini mencerminkan berbagai aspek budaya dan sejarah, seperti kendali Keshogunan Tokugawa, kelas sosial samurai, dan peran geisha, serta menyajikan latar yang kaya tentang kehidupan di Jepang abad ke-18. Fetisisme dalam konteks novel ini mengacu pada penghormatan dan pemujaan terhadap objek tertentu yang dianggap memiliki kekuatan atau semangat, dalam hal ini mungkin terkait dengan budaya samurai. Penelitian tentang novel "Tokaido Inn" menggunakan teori Fetisisme Karl Marx bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai sosial budaya yang terkandung dalam novel ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis merupakan salah satu pendekatan dalam melakukan penelitian, khususnya dalam analisis kritik sastra. Dalam pelaksanaannya, metode ini melibatkan analisis yang mencakup pemahaman terhadap karya sastra. Saat melakukan kritik, esensial untuk melukiskan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Artinya, apa yang terdapat dalam karya sastra akan dijelaskan sesuai dengan realitas yang ada, tanpa menambahkan elemen-elemen manipulatif. Pendekatan seperti ini dalam teknik penelitian disebut sebagai pendekatan kualitatif. Di mana metode ini lebih mengedepankan penggambaran data melalui kata-kata (Endaswara, 2013: 176).
Dalam novel "Tokaido Inn," deskripsi fisik dan situasi dramatis para tokoh samurai sangat menonjolkan elemen fetisisme yang berfokus pada keanggunan, keperkasaan, dan nilai-nilai kehormatan samurai. Pedang (katana) sebagai simbol utama, digambarkan dengan detail yang mencerminkan keahlian pembuatnya dan mampu memotong kepala manusia semudah memotong buah melon, menggambarkan ketajaman dan kekuatan senjata tersebut. Situasi pertempuran dan kejadian dramatis dalam novel ini menggambarkan elemen fetisisme samurai melalui tindakan, nilai, dan kehormatan yang dipegang teguh oleh para tokohnya. Samurai digambarkan tidak gentar menghadapi musuh, menunjukkan keberanian yang luar biasa, dan setiap pertempuran bukan hanya uji fisik tetapi juga uji.
Kata Kunci : Fetisisme, Samurai, Tokaido Inn